Kamis, 23 Januari 2014

Mengapa ada CINTA jika memang berbeda?

Entah rasa apa ini, bagaimana pun aku tak ingin membiarkannya selalu mendoktrin perasaanku, otakku serta imajinasiku akan rasa ini.. Kenapa kita dipertemukan jika memang kita berbeda? Kenapa harus ada cinta? Mengapa kita dikaitkan dalam cinta di keyakinan yang berbeda? Salahkah ini Tuhan?

Berawal saat forum awal itu, saat kamu yang menjadi kakak seniorku, memberi arahan untuk sosialisasi mengenai program kampus, rasanya aku hanya biasa-biasa saja. Logatmu yg cadel, matamu yg sipit bak orang cina, badanmu yg tinggi besar seakan tak ada nilai plus di mataku.. Karna memang aku sangat menutup hatiku ini, tapi entahlah.. Seakan malam setelah pertemuan kita di forum itu, serasa kamu mulai berbeda, kamu tak sedingin saat kita berdiskusi di forum tadi siang. Nomer handphone'mu memang sudah aku simpan di telepon genggamku, namun aku hanya menyimpannya tanpa ada keinginan untuk mengirim pesan singkat padamu, walau sekedar menyapa dan memberi tahu bahwa ini nomerku..

Malam itu getar hpku sangat membuat mataku melonjak, ada apa? Mengapa pria berkiblat salip ini mengirim pesan singkat kepadaku. Ternyata kemungkinan yang ku pikirkan memang terjadi, kamu mengirim pesan hanya sekedar basa-basi tentang flashdisk ku yang kamu bawa. Rasanya saat itu aku mulai menganggapmu berbeda. Mungkin hanya perasaanku atau memang iya? Berawal malam itu kita memang masih baik-baik saja.. Tanpa ada "apa-apa" ! Hanya kamu tiba-tiba menawarkan untuk berangkat bersama dan bertemu di kampus untuk esok harinya, dan aku langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang, karna memang aku hanya menganggapmu sekedar tim kerja.

Sampai beranjak pagi harinya, menunggumu dikampus amat menjenuhkan! Sampai pada saat kita berangkat bersama menyebar undangan sosialisasi, kamu masih bersikap biasa, sekedar tim kerja. Malamnya ketika jadwal sosialisasi sudah di aku, dan esok paginya kita harus bersama ke sekolah lamaku, kamu kembali menawarkan untuk berangkat bersama, menjemputku dirumah. Aku mengiyakan hal itu. Saat itu mengapa ada sesuatu yang aku rasa berbeda? Kamu mulai menunjukkan ketertarikan walau hanya sebatas perhatian kecilmu, keinginanmu untuk selalu ada bersamaku. Aku tak memikirkan itu terlalu jauh karna aku memikirkan keyakinan, ya keyakinan kita, Sayang ~

Selasa pagi itu rasanya seperti kita sedang memadu, entah memadu dalam arti apa, semua seakan abu-abu. Kamu tak pernah memberi kejelasan, atau memang kamu hanya ingin membuat ini semua sebagai permainan? Permainan yang didasari tasbih yang tak pernah bisa sepadan dengan keyakinanmu. Sayang, jika kamu hanya melakukan ini semua untuk sekedar menyejukkan hatiku sesaat, sebaiknya kamu pergi ! Pergi dan jangan pernah kembali ! Karna kita memang berbeda, sangat berbeda dan takkan pernah bisa menyatu..

Kamu menggodaku, selalu membuatku seakan ratu jika berada didekatmu, celotehmu yang tiada henti seakan mampu membiusku untuk merasa nyaman saat bersamamu. Kamu mengumpan sesuatu yang membuatku merasa tak ingin mengalah denganmu, berbagai candaan kamu utarakan, seakan kamu tak pernah kehabisan topik pembicaraan.

Malam hari setelah kita sosialisasi di sekolah lamaku, kamu memulai lagi perhatian kecilmu itu. Ingat, wanita yang kamu buat jatuh cinta ini adalah pengingat yang handal, Sayang. Setiap hal yang dilakukannya denganmu, itu merupakan suatu memory cantik yang tertata rapi di ingatannya. Dan kamu sudah punya tempat disana. Dengan merasa tidak enak hati, akhirnya aku menawarkan untuk berangkat bersama saat sosialisasi hari selanjutnya di salah satu SMA Negeri di daerah pucuk surabaya barat itu, tapi rupanya ada yang mengganjal.. Saat ayahku pulang kerja, tiba-tiba beliau bertanya tadi aku pulang bersama siapa, dan aku jawab bersamamu, tapi seketika air muka ayah berubah menjadi geram, dan ia berkata "Sudah, besok bawa motor sendiri ! Tidak usah bersama !" Seakan ayah tau kita sangat berbeda. Sebelum malam ini, paginya aku sudah bercerita kepada kedua orangtuaku tentangmu, tentang keyakinan kita yang memang berbeda, namun orangtuaku tak menganggap hal itu terlalu serius saat itu, hanya perkataanku ditimpali dengan candaan kecil ala mereka. Perkataan ayah malam ini semakin membuatku khawatir, ada apa, apa memang aku tak boleh berteman atau bahkan lebih dari teman dengan seseorang yang berbeda keyakinan denganku? Dengan seseorang yang hari minggunya dihabiskan untuk mengabdi kepada Tuhannya di gereja, sedangkan di sisi lain ada seorang gadis berjilbab yang mencintainya. Apa ini semua salah? Lalu kenapa kita dipertemukan dan ditabur benih cinta dan kasih? Kita dipertemukan tanpa cahaya, tiada prasangka yang menduga bahwa akan ada sebuah rasa, rasa yang tak memandang keyakinan kita. Namun masihkah kita salah jika rasa ini ada?

Sampai pada rabu malam kamu mulai menyentil perasaanku, kamu bilang mengenai cinta, kamu memberi kode jika sebenarnya kamu ada rasa padaku, aku mengetahui akan hal itu namun aku takut, aku belum sempurna dan aku tak ingin menambah dosa dengan membuka lubang dosa baru bersama pria yang berbeda keyakinan denganku. Aku mulai mengalihkan pembicaraanmu mengenai perasaanmu yang sebenarnya aku juga merasakannya. Aku sakit dengan rasa ini. Mencoba meresapi takdir ini,
merenung mengilhami pesan dari Tuhanku dan menangis meratapi perbedaan antara kita.. Ya Allah, jika memang Engkau ciptakan perbedaan, lalu mengapa kami Engkau pertemukan,
kemudian Engkau timbulkan rasa cinta dan akhirnya Engkau pisahkan kami dalam perbedaan keyakinan kami :(

Tuhan memang satu, kita yang tak sama, keyakinan kita.. Mungkin memang tak ada gunanya kita mencoba bersama. Lambat laun, perbedaan akan menjadi gerbang utama perpisahan kita. Sadarilah iman kita sangat berbeda.

Pria berkalung salib itu sangat menghormatiku, menyuruhku untuk tak pernah telat beribadah kepada Tuhanku dan ketika aku melaksanakan puasa pun, dia juga menemaniku walau sekedar menemani bangun malam lewat pesan singkatnya. Ya Allah, cobaan apakah ini :(
Jika memang kami dipertemukan tidak untuk menyatu, matikan rasa dihati ini, karena aku hanya tak ingin menambah dosa lagi.

Namun, mengapa saat malam ini begitu berbeda. Saat aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu tadi saat sosialisasi. Tapi apa mungkin kamu marah? Kamu kan juga sudah mengetahui jika aku sedang tidak enak badan. Tapi mengapa sejak aku pulang tadi sampai detik ini, ketika aku melihat handphoneku tak ada satu pun pesan singkat atas namamu :( Kamu memilih mundur kah? Memilih tak melanjutkan rasa ini? Jika memang iya, aku sangat menghargainya, karna memang kita tak akan pernah bisa merasakan membesarkan rasa ini berdua dalam suatu keyakinan yang berbeda :(

Langit malam ini tak seindah malam kemarin saat kamu mampu melukis senyum simpul di bibirku.
Kini terasa hampa, gelap tanpa candamu seperti biasanya, yang menggodaku hingga aku merasa tak ingin mengalah. Sepi.. Sunyi yang ku rasa..
Kelam tak bercahaya, hening tanpa rasa..
Tersudut dalam perbedaan. Terpuruk dalam kekalutan hati yang tak tentu arahnya dan semakin tenggelam dalam kesedihan. Dirimu terasa asing bagi ku, kini t'lah semakin jauh.
Hilang dalam kabut tebal dan entah kapan bayangmu kembali tampak..

Namun jika ini memang jalannya, aku kan rela, karna kita tak dapat menyalahkan takdir. Karna memang mungkin kita dipertemukan untuk suatu tujuan Tuhan kita yang kita tak pernah tau itu apa. Aku jatuh cinta pada perbedaan yang takkan pernah mampu menyatukan.


teruntuk kakak senior cerewetku
si cina sok romantis
yang selalu ngambek :*

Selasa, 14 Januari 2014

Say Hay :)

Assalamualaikum Helloooooow :)
Bismillah ~
Ah rasanya seperti menempati rumah baru, yaa ini blog baru ngebuat sore ini :D Sempet sih punya blog, dari sewaktu SMP tapi ya gitu ngga keurus karna memang saat itu blog belum terlalu guna buat sayaaaa hhahaaa XD

Kali ini kenapa bikin blog lagi, alasannya simple, karna dorongan hati dan jemari panjang ini untuk kembali menulis. Kenapa mau menulis? Buat siapa sih kok sampai segitunya? Apa yang ngebuat pingin menulis lagi selain dorongan hati? Pertanyaan2 yang ku ciptakan sendiri dan yang bakal ku jawab sendiri :v

Aneh, ya terserah lah. Karna inilah aku :)
Pertama, kenapa mau menulis? Pada dasarnya emang suka nulis, apalagi saat galau melanda, ah rasanya saya bisa lebih bijak dari quote Mario Teguh hahaaa. Biasanya hanya menyimpan tulisan2ku dalam flashdisk ataupun konsep di handphone. Karna memang laptop belum ada, belum ada yang serba full fasilitas sih XD Mungkin tulisanku agak aneh dan gak berbobot, tapi ya dimaklumi aja, aku bukan seseorang yang begitu mengerti kaidah dasar bahasa Indonesia, karna skill juga bukan anak sastra sih ya hihihi :3 Yang aku tau hanya perhitungan2 matematis, mengenai angka dan sejenisnya :p
Selain untuk melampiaskan rasa yang ada ketimbang jadi jerawat ya, mending aku tuangin dalam tulisan ajalah. Meskipun nggak ada yg ngebaca sih hahahaa :D
Kedua, buat siapa kok sampai mau menulis lagi? Rasanya intim banget nih question hihiww. Kalo buat siapa sih yang jelas ya buat seseorang disana yang mngkin ga bakal baca ini, seseorang yang sering aku stalk akun jejaring sosialnya, seseorang yang buatku dia itu batman hahaa. Dia yang sudah ngajakin aku terbang tanpa mengajarkan bagaimana caranya buat kembali mendarat, ah sok puitis banget ya hihiw :3 Yang jelas beberapa tulisanku ya kebanyakan untuk seorang pria terjagoku itu <3
Ketiga, apa yang menginspirasi selain dorongan dari hati? Ada satu blog sih yang bikin aku ngenvy banget, pasti semua tau lah, blog dari @dwitasaridwita, seorang mahasiswi sastra UI yang tuturnya nyess banget di setiap yang ngebaca blognya. Dari setiap untaian kata yang disusunnya itu selalu bisa membuat si pembaca merasakannya dan mungkin sampai mengimajinasikannya. Ya jelas kak dwita anak sastra, sedangkan aku anak ekonomi men, haahaha jadi ya harap maklum aja deh ya kalo bahasaku belepotan hihihi :D

Mungkin sampai sini aja dulu kali ya introduce saya :D Doakan saja otak lagi encer dan gak ada kesibukan sih biar bisa ngeblog lagi, meskipun ngga ada yang baca sih ya hihiw XD

Bye :v
Wassalam ..