Kamis, 21 Juli 2016

KETRAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH STRATEGIC LEADER



KEPEMIMPINAN STRATEGIK
Description: D:\Rachmawati TS\camera\DATA KULIAH\LogoUnesa2010Warna [Black Text Bevel].pngKETRAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI
OLEH STRATEGIC LEADER










Oleh:
REZA FAHRUDIN HAKIM                                      (13080574023)
FAKHRI RIFQI D                                                     (13080574106)
RACHMAWATI TUS S                                            (13080574109)
DOVI AGFAN PRAYOGATAMA                          (13080574163)


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2016

KETRAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH STRATEGIC LEADER
Berbicara mengenai strategic leadership, tentu erat kaitannya dengan manajemen yang lebih mengandalkan keterampilan konseptual yang tinggi. Meski begitu pada kenyataannya ternyata masih ada pekerja/manajer tingkat atas menyepelekan dan tidak fokus dalam tugasnya. Perlu diketahui, efektivitas dan nilai dalam setiap gerakan ataupun strategi seorang pemimpin tentunya tergantung kepada totalitas yang di terapkan berdasarkan pengetahuan dasar mengenai metode kepemimpinan yang efektif. Terlebih jika gaya kepemimpinan seseorang lebih cenderung kedalam pola yang lebih strategis, untuk itu mutlak dalam prakteknya agar sang manajer mengetahui apa-apa saja yang akan meningkatkan gaya kepemimpinan strategisnya, karena walau bagaimanapun tindakan yang benar selalu berasal dari pengetahuan dan fakta.
Dengan mengacu hal diatas, berikut ketrampilan yang harus dimiliki oleh strategic leader dalam beberapa aspek, yang diantaranya:
A.    PERUMUSAN STRATEGI (Planning)
George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 10) mengemukakan tentang Planning sebagai berikut, yaitu:
“Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and formulation to proposed of proposed activation believed necesarry to accieve desired result”.
“....Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”
Tahapan manajemen strategik diawali dengan perumusan strategi. Perumusan strategi adalah proses memilih Pola Tindakan Utama (strategi) untuk mewujudkan visi organisasi. Proses pengambilan keputusan untuk menetapkan strategi seolah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi-tujuan jangka panjang-swot-strategi. Kenyataannya perumusan strategi dapat dimulai dari mana saja, bisa dimulai dari SWOT atau bahkan dari strategi itu sendiri. Namun yang terpenting, pilihan strategi akhirnya harus saling sesuai dengan Peluang-Ancaman yang ada, Kekuatan-Kelemahan yang dimiliki dan Tujuan (misi-visi-goal) yang ingin dicapai.

Menururt Hariyadi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. (Hariadi, 2005 Indriyo, Gitosudarmo,2001. Manajemen strategis. Yogyakarta:BPFE).

Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:
a)      Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
b)      Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
c)      Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
d)     Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
e)      Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).

Proses manajemen strategik diawali dengan perumusan strategi. Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi, strategi dirumuskan melalui tujuh tahap utama berikut ini:
1)      Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan.
2)      Penentuan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan tujuan ( goals)
3)      Analisis SWOT ( strenght, weaknesses, opportunity and threaths)
4)      Analisis portofolio
5)      Perumusan peluang dan masalah utama
6)      Identifikasi & evaluasi alternatif strategi
7)      Perumusan strategi (Edi Purwanto)
Disamping perumusan strategi, manajemen strategi juga mencakup implementasi strategi, yang terdiri dari lima tahap utama:
1)      Perencanaan strategik
2)      Penyusunan program
3)      Penyusunan anggaran
4)      Implementasi
5)      Pemantauan
Strategi digunakan untuk menyediakan customer value terbaik guna mewujudkan visi organisasi. Di masa lalu, strategi perusahaan lebih dipacu untukp menghadapi pesaing, sehingga perhatian manajemen tidak difokuskan untuk menghasilkan value terbaik bagi customer. Untuk mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan harus mampu berbeda (disinct)dari pesaing. Oleh karena itu perusahaan harus mampu menghasilkan value terbaik bagi customer, agar produk dan jasa mereka yang dihasilkan di perusahaan dipilih oleh customers.

B.    IMPLEMENTASI STRATEGI (Actuating)
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 82) mengatakan bahwa:
Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing efforts.
“....Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.

Kepemimpinan   berkaitan   dengan   proses   mempengaruhi   orang   lain   sehingga mereka dapat mencapai sasaran dalam keadaan tertentu. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan   (leadership)   untuk   mengarahkan   merupakan   faktor   penting   dalam efektifitas manajer. Banyak terjadi organisasi bisnis yang tampaknya akan bangkrut, kemudian mendapat kekuatan baru ketika pimpinan puncaknya diganti. Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi perusahaan tentunya membutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas atau fungsi manajemen. Manajemen adalah suatu faktor kemanusiaan, mengikat suatu kelompok bersama dan memberi motivasi untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya. Dua   permasalahan utama yang terkait dengan kepemimpinan dalam manajemen strategik adalah: 1) Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh pemimpin strategik dalam hal ini adalah peran CEO (chief exceutive officier) dan 2) Siapa yang pantas menjadi pemimpin atu penunjukkan manaer-manajer kunci.
Peran CEO
Dalam konteks manajemen strategik, kepemimpinan merupakan elemen kunci dari implementasi strategi. Oleh karena itu, pada bagian ini akan diuraikan secara khusus tentang kepemimpinan strategis dalam perusahaan. Kepemimpinan   strategis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan mengantisipasi, memiliki visi, mempertahankan fleksibilitas, dan memberi kuasa kepada orang-orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang perlu. Kepemimpinan strategis menuntut kemampuan mengakomodasi dan mengintegrasikan kondisi-kondisi eksternal   maupun internal dan kemampuan untuk mengelola ambiguitas dan terlibat dalam pemrosesan informasi yang kompleks. Melalui kepemimpinan strategis yang   efektif, organisasi diharapkan mampu memanfaatkan proses manajemen strategis dengan sukses. Pemimpin-pemimpin strategis yang efektif juga harus mampu   mengambil keputusan berani, namun pragmatis, yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Ketika mengambil keputusan berat, pemimpin strategis yang efektif meminta masukan dari rekan-rekan dan karyawannya tentang bobot keputusan mereka melalui komunikasi timbal balik. Sementara itu, tanggung jawab utama implementasi strategi yang efektif terletak pada pemimpin puncak sebuah organisasi, yaitu CEO.
Dalam perusahaan-perusahaan yang bersaing di pasar global, banyak pemimpin strategis berusaha memperjuangkan inovasi. Gaya manajemen CEO dapat mempengaruhi tingkat kinerja dari perusahaannya. Selain itu, manajer   tingkat menengah harus membangun koalisi efektif diantara rekan-rekan dan   bawahan mereka dan dengan manajer tingkat lebih atas untuk mendapatkan dukungan. Untuk mencapai tingkat inovasi yang diharapkan, maka perusahaan   harus memiliki tim manajemen puncak yang berpendidikan tinggi dan dengan keahlian fungsional yang lebih beragam. Kemampuan dan pengetahuan   kepemimpinan pada masing-masing CEO sangatlah bervariasi. Alasannya, mereka tentu berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dan pengalaman yang berbeda pula. Sehingga sulit bagi perusahaan untuk menemukan seorang   pemimpin yang secara totalitas memenuhi tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang ada.
Pelaksanaan Kepemimpinan Strategis
Tugas penting yang diemban oleh seorang pemimpin tidak hanya menyangkut pengarahan orang-orang yang ada dalam perusahaan. Akan tetapi juga menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis. Masing-masing tugas   strategis yang dilaksanakan oleh pemimpin strategis meliputi:
1. Menentukan arah strategis
Menentukan arah strategis perusahaan mengacu pada pengembangan pendapatan jangka panjang tujuan strategis perusahaan yang secara normalnya   menjangkau pandangan perusahaan paling tidak 5 sampai 10 tahun ke depan. Pandangan ini mencakup strategi, desain organisasi, dan subsistemnya, yang meliputi perencanaan, dan sistem informasi dan pengendalian.


2.  Memanfaatkan dan mempertahankan kompetensi inti
Pemimpin-pemimpin strategis (manajemen puncak/CEO) harus dapat mengambil suatu keputusan yang dimaksudkan untuk membantu perusahaan mengembangkan, mempertahankan, memperkuat, mendongrak, dan memanfaatkan kompetensi inti. Kompetensi inti berkaitan dengan kemampuan funsional perusahaan, seperti manufaktur, keuangan, pemasaran, penelitian dan pengembangan ekonomisnya.
3. Mengembangkan modal manusia.
Dalam pandangan para CEO, karyawan merupakan sumber utama keunggulan bersaing perusahaan. Modal manusia mengacu pada pengetahuan dan kemampuan tenaga kerja perusahaan. Salah satu sarana untuk mengembangkan modal manusia adalah melalui program pelatihan dan pengembangan. Program   pengembangan manajemen dapat membantu menambah nilai inti dan pandangan sistematis perusahaan.
4. Mempertahankan budaya perusahaan yang efektif
Dalam hal ini, pemimpin-pemimpin strategis harus mengembangkan dan mempertahankan budaya perusahaan yang tepat yang nantinya dapat menumbuhkan semangat wirausaha, mengembangkan dan membantu visi jangka   panjang, dan menciptakan penekanan pada tindakan strategis yang dikaitkan dengan produksi barang dan jasa berkualitas tinggi. Budaya perusahaan adalah seperangkat ideologi kompleks, simbol, dan nilai yang dimiliki bersama dalam perusahaan dan yang mempengaruhi cara perusahaan itu  menjalankan usahanya. Budaya perusahaan membantu mengatur dan mengontrol perilaku karyawan.
5. Menanamkan etika bisnis
Tugas CEO atau manajer terkait dalam hal ini adalah merekrut karyawan   yang mempunyai nilai-nilai etis yang cocok dengan nilai perusahaan. Dengan melakukan hal ini, mereka lebih mungkin untuk memiliki karyawan yang terlibat dalam praktek etika. Akhirnya, manajer harus dapat menghargai perilaku karyawan yang sesuai dengan etika dalam perusahaan.
6. Mengembangkan pengendalian strategis
Penggunaan pengendalian  strategis yang efektif oleh CEO sering dipadukan dengan otonom yang tepat di berbagai sub-unit sehingga dapat memperoleh keunggulan bersaing pada   masing-masing   pasar.     Selain   itu,   otonomi   yang   diberikan   memungkinkan fleksibilitas dan inovasi yang perlu untuk mengambil keuntungan dari peluang-peluang pasar tertentu. Akibatnya, pemimpin strategis mengembangkan penggunaan pengendalian strategis dan otonomi yang serentak.

C.    PENGAWASAN STRATEGI (Controlling)
Tidak dapat dipungkiri bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan, dan suatu pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi.
Mengapa pengawasan itu bisa dikatakan penting karena:
1.      Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak   dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, di ketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
2.      Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
3.      Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara            sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota       organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
4.      Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.
5.      Adanya pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah           tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
Jadi pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan. Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah. Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.

ANALISIS CONTOH KASUS YANG TIDAK SESUAI DENGAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
1.      Penurunan kualitas pelayanan publik (teridentifikasi dari adanya keluhan  pelanggan / masyarakat) seperti misalnya:
a.       Beredarnya produk-produk makanan yang kurang memperhatikan        standar kesehatan.
b.      Banyak beredarnya obat-obat palsu, pemalsuan produk-produk            kosmetik, pemalsuan alat kesehatan dsb.
Masalah ini sudah seharusnya menjadi tugas kita bersaman tidak hanya Pemerintah saja kita sebagai masyarakat juga harus peka terhadap lingkungan sekitar, untuk masalah kesehatan sebaiknya kita harus berhati-hati dalam membeli produk-produk makanan, kosmetik, kesehatan dsb, agar lebih amannya kita dapat membelinya di tempat-tempat yang sudah terpercaya hindari belanja di toko-toko atau warung-warung kecil usahakan membeli obat di apotk. Dan tugas pemerintah adalah mengatur, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan. Diantara upaya kesehatan itu antara lain adalah pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan zat adiktif dan pengamanan makanan dan minuman. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu, kemanan dan kemanfaatan.
Pemerintah melakukan pembinaan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan upaya kesehatan disamping Pemerintah yang memberikan izin terselenggaranya sarana kesehatan. Pemerintah juga melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan penyeleggaraan upaya kesehatan dan atau sarana kesehatan baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah berwenang mengambil tindakan administrative terhadap tenaga kesehatan dan atau sarana kesehatan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang Kesehatan ini.
2. Berkurangnya kas perusahaan, biaya yang melebihi anggaran dan adanya  penghamburan maupun inefisiensi dalam suatu perusahaan atau organisasi serta terjadi penurunan pendapatan atau profit suatu perusahaan.
Hendaknya suatu perusahaan melakukan analisa laporan keuangan dengan benar  karena analisis keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Agar biaya yang keluar tidak memenuhi anggaran dan lebih afektif dan efisian maka suatu perusahaan atau organisasi harus menerapkan fungsi perencanaan dan pengawasan dengan sebaik-baiknya. Dengan menetapkan pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula.
3. Ketidakpuasan pegawai (seperti misalnya adanya keluhan pegawai, produktifitas kerja yang menurun, dan lain sebagainya), tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik, dsb.
Usahakan hubungan antara manager dan bawahan harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin ada hubungan dua (2) arah antara manager dan bawahan, bukan hubungan searah dimana manager terus-terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau mendengar keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis seperti keluarga dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team kerja yang solid dan kuat dalam menjalankan perusahaan. Jika kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana dan pegawaipun bisa bekerja dengan baik dan memuaskan.
          Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities conform the planned activities.
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan”.
Sedangkan menurut Basu Swasta  “Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”.
Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.
          Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauh mana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya.” Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:
Pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.”
Atau
Suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.”
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai Proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.”
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control).
Metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian; pengawasan nonkuantitatif dan pengawasan kuantitatif.
1) Pengawasan Non-kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dapat digunakan untuk
mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan.
Teknik-teknik yang sering digunakan adalah:
a.      Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
b.      Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic denganmengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
c.       Laporan lisan dan tertulis, Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yg dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat.
2) Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:
a.       anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas, anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base budgeting ( ZBB ), dan human resource accounting (HRA)

          Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
a.       Mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;
b.      Menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;
c.       Mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

D.    PENGELOLAAN ORGANISASI SELAMA PROSES ORGANISASI BERJALAN (Organizing)
Pengorganisasian yang juga disebut pengelolaan organisasi tidak dapat diwujudkan tanpa ada hubungan dengan yang lain dan tanpa menetapkan tugas-tugas tertentu untuk masing-masing unit. George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 38) mengemukakan tentang organizing sebagai berikut, yaitu:
Organizing is the determining, grouping and arranging of the various activities needed necessary forthe attainment of the objectives, the assigning of the people to thesen activities, the providing of suitable physical factors of enviroment and the indicating of the relative authority delegated to each respectives activity.
“...Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi keperluan kerja dan penunjukkan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, terdapat berbagai ketrampilan yang harus dimiliki oleh strategic leader dalam pengelolaan organisasi selama proses organisasi berjalan, diantaranya sebagai berikut:

Pengelolaan organisasi dilakukan dengan:
1.      Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
2.      Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat “membawa” hal-hal tersebut kearah tujuan,
3.      Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian,
4.      Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagian dan dkoordinasikan. Pemimpin perlu mempunyai ketrampilan untuk:
ü  Mengembangkan (dan kemudian memimpin) tipe organisasi yang sesuai dengan tujuan, rencana dan program yang telah ditetapkan. Perbedaan tujuan akan membutuhkan jenis organisasi yang berbeda pula.











KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan  di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi itu penting adanya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi akan kembali pada bagaimana kepemimpinan dalam organisasi itu sendiri. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam suatu organisasi, maka semakin dituntut kemampuannya baik secara konseptual maupun ketrampilannya dalam memimpin organisasi. Bagaimana pemimpin dalam melakukan perencanaan, mengorganisasikan, menggerakkan dan melakukan pengawasan serta evaluasi terhadap setiap kegiatan yang ada. Kepemimpinan yang baik dan optimal akan membuat organisasi maju dan berkembang demi pencapaian tujuan dan membentuk suatu organisasi yang berkualitas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar