Jumat, 12 Februari 2016

ANALISIS ELASTISITAS

EKONOMI MANAJERIAL
ELASTISITAS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Disusun Oleh :

                                    1. Rachmawati Tus S              (13080574109)
                                    2. Nuril Laily Alfany              (13080574173)
                                   

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Didalam ilmu ekonomi, kita mengenal konsep elastisitas. Elastisitas berfungsi untuk mengukur derajat kepekaan ketika terjadi perubahan harga atau pendapatan dengan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Dengan mempelajari elastisitas kita dapat memprediksi implikasi perubahan harga atau pendapatan terhadap perubahan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Informasi penting ini berguna bagi rumah tangga produsen sebagai pihak yang memproduksi dan menjual barang serta rumah tangga pemerintah selaku otoritas yang menjalankan system demokrasi ekonomi sekaligus sebagai pembuat kebijakan.
Permasalahan pokok ekonomi modern bertumpu pada masalah produksi, seperti barang apa yang dibuat, bagaimana, dan untuk siapa barang tersebut diproduksi. Hal itu dimaksudkan untuk menjawab problematika yang bersumber pada kebutuhan manusia yang cenderung tidak terbatas lantas harus dipenuhi dengan sumber daya yang terbatas. Cara paling rasional untuk menyeimbangkan kebutuhan dan sumber daya ialah dengan mengurangi konsumsi dan menambah produksi. Bagi pemerintah untuk menambah atau mengurangi konsumsi masyarakat  dapat dilakukan dengan memainkan instrument pajak dan subsidi atau menerapkan kebijakan harga maksimun dan minimum.

B.     RumusanMasalah
1.      Apakah Pengertian Elastisitas?
2.      Bagaimana Hubungan Elastisitas Permintaan Dengan Penerimaan Total?
3.      Bagaimana Hubungan Elastisitas Permintaan Dengan Penerimaan Marjinal?
4.      Bagaimana Elastisitas periklanan dari permintaan?
5.      Bagaimana Penggunaan elastisitas dalam pengambilan keputusan?



  1. Tujuan dan Manfaat
Tujuan kami menulis makalah dan mengangkat Topik mengenai “Elastisitas” ini adalah untuk mengetahui pengertian dan perkembangan dar iteori tersebut.
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan pembaca tentang bagaimana pembahasan teori-teori elastisitas beserta dengan penerapannya dalam mengambil keputusan.

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Hubungan Elastisitas Permintaan Dengan Penerimaan Total
Teori permintaan menyatakan adanya hubungan negatif antara tingkat harga dengan jumlah yang diminta. Ketiga harga suatu barang naik, maka permintaan akan barang tersebut turun. Untuk menghitung seberapa besar dampak perubahan harga terhadap kuantitas yang diminta secara lebih spesifik, maka digunakan konsep elastisitas. Elastisitas merupakan suatu konsep umum yang digunakan untuk mengkuantifikasi respon atau tanggapan suatu variabel (terikat) ketika variabel lainnya (bebas) mengalami perubahan. Hal lain yang menarik untuk dipelajari adalah bagaimana pengaruh perubahan harga terhadap pendapatan total (total revenue). Jawaban terhadap pertanyaan ini tidak lepas dari bagaimana bentuk kurva permintaan itu sendiri—pendapatan total bisa meningkat atau turun tergantung bagaimana bentuk kurva permintaan yang dihadapi.
Pendapatan total didefinisikan sebagai jumlah total yang dibayarkan konsumen atau jumlah total yang diterima oleh produsen. Dalam bentuk pasar apapun, pendapatan total adalah harga barang dikali jumlah barang yang dijual atau secara matematika dilambangkan: TR = P x Q. Secara visual, pendapatan total merupakan luas wilayah persegi empat Px Q0:
Jika tingkat harga berubah, maka terdapat tiga kemungkinan perubahan pendapatan total yang mungkin terjadi, pendapatan total naik, turun atau tidak berubah—yang tergantung sepenuhnya kepada bentuk kurva permintaan atau elastisitas permintaannya.
Ketika permintaan adalah elastis—persentase perubahan dalam kuantitas yang diminta lebih besar dibandingkan persentase perubahan dalam harga, kenaikan harga akan menyebabkan penurunan pendapatan total
 





TR1 adalah 10 x 100 (= 1000). Ketika harga naik menjadi 12, TR2 berubah menjadi 12 x 40 (= 480). Besarnya TR2< TR1.
Ketika kurva permintaan elastis, hal ini berarti besarnya perubahan di kuantitas akan lebih besar dibandingkan besarnya perubahan dalam harga. Sesuai dengan hukum permintaan, terdapat hubungan tidak searah antara harga dengan kuantitas, ketika harga naik (+) maka kuantitas yang diminta akan turun (-). Karena pendapatan total adalah harga (P) dikali dengan kuantitas (Q), maka ketika terjadi kenaikan harga pada kurva permintaan yang elastis, efek pengurangan pendapatan total karena turunnya kuantitas akan lebih besar dibandingkan efek penambahan pendapatan total yang disebabkan peningkatan harga. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan total setelah kenaikan harga lebih kecil dibandingkan sebelum kenaikan harga.
1.         Ketika permintaan adalah inelastis—persentase perubahan dalam kuantitas lebih kecil dibandingkan persentase perubahan dalam harga, kenaikan harga akan meningkatkan penerimaan total
TR1 adalah 10 x 100 (= 1000). Ketika harga naik menjadi 14, TR2 berubah menjadi 14 x 80 (= 1120). Besarnya TR2> TR1.
Ketika kurva permintaan inelastis, hal ini berarti besarnya perubahan di kuantitas akan lebih kecil dibandingkan besarnya perubahan dalam harga. Maka ketika terjadi kenaikan harga pada kurva permintaan yang inelastis, efek penambahan pendapatan total karena naiknya harga akan lebih besar dibandingkan efek pengurangan pendapatan total yang disebabkan turunnya kuantitas. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan total setelah kenaikan harga akan lebih besar dibandingkan sebelum kenaikan harga.
2.         Ketika permintaan adalah elastic-uniter, kenaikan harga tidak memberikan pengaruh terhadap penerimaan total (penerimaan total sama)
TR1 adalah 50 x 70 (= 3500). Ketika harga naik menjadi 14, TR2 berubah menjadi 70 x 50 (= 3500). Besarnya TR2 = TR1.
Ketika kurva permintaan elastic-uniter, hal ini berarti besarnya perubahan di kuantitas akan sama dengan besarnya perubahan dalam harga. Maka ketika terjadi kenaikan harga pada kurva permintaan yang elastic-uniter, efek penambahan pendapatan total karena naiknya harga akan sama dengan efek pengurangan pendapatan total yang disebabkan turunnya kuantitas. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan total setelah kenaikan harga akan sama dengan besarnya total pendapatan sebelum kenaikan harga.

Untuk menjelaskan hubungan antara elastisitas permintaan (E ) dan pendapatan total (TR), kita akan menggunakan informasi elastisitas permintaan untuk produk televisi berwarna ukuran 20 inchi (fungsi banyak)di Pasar Jakarta.

Hubungan elastisitas permintaan televisi dengan pendapatan total
Analisis terhadap permasalahan ini dapat dilakukan seperti dalamTabel di atas, dan diperoleh informasi bahwa pada saat harga jual P= 11 diperoleh TR = Rp. 57,31 milyar, sedangkan apabila harga jualP = 10 diperoleh TR = Rp. 67,10 milyar
Berarti penurunan harga jual dari Rp. 1,1 juta per unit pada tahun 2006 menjadi Rp. 1,0 juta per unit pada tahun 2007, telah meningkatkan pendapatan total pada tahun 2007 sebesar:
∆TR = Rp. 67,10 milyar - Rp. 57,31 milyar = Rp. 9,79 milyar.
Dengan demikian manajer dapat mengharapkan bahwa penurunan harga televisi dari Rp. 1,1 juta per unit pada tahun 2006 menjadi Rp.1,0 juta per unit pada tahun 2007, akan meningkatkan kuantitaspenjualan televisi dari 52.100 unit pada tahun 2006 menjadi 67.100 unit pada tahun 2007, sehingga meningkatkan pendapatan total dari Rp. 57,31 milyar di tahun 2006 menjadi Tampak di sini bahwa perubahan pendapatan totalRp. 67,10 milyar di tahun 2007.
(∆TR) diakibatkan oleh perubahan harga jual (∆P) danperubahan kuantitas permintaan (∆Q) secara bersama. Apabila kita ingin mengetahui berapa pengaruhsesungguhnya dari perubahan harga (∆P) terhadapperubahan pendapatan total (∆TR), serta berapapengaruh sesungguhnya dari perubahan kuantitaspermintaan (∆Q) terhadap perubahan pendapatan total(∆TR), maka analisis dapat dilakukan, sebagai berikut:
Analisis perubahan harga produk televisi dari semula Rp. 1,1 juta per unitpada tahun 2006 (P = 11) menjadi Rp. 1,0 juta per unit pada tahun 2007(P=10) terhadap perubahan pendapatan total pada tahun 2007, pada tingkatkuantitas permintaan tetap sebesar 52.100 unit pada tahun 2007 (Q = 52,1),sebagai berikut: ATR = (10- 11X52,1) = -52,1. Analisis terhadap pengaruh sesungguhnya dari perubahan harga produkterhadap pendapatan total disebut sebagai pengaruh harga (price effect),yang menunjukkan pengaruh pada pendapatan total akibat perubahandalam harga jual, dengan membuat pengaruh dari output konstan.Untuk kasus di atas, karena harga berkurang sebesar Rp. 0,1 juta (Rp. 1,1 juta - Rp1,0 juta) untuk setiap 52.100 unit yang dapat dijual pada tingkatharga Rp. 1,1 juta per unit (apabila harga jual per unit pada tahun 2007tetap seperti pada tahun 2006), berarti pengaruh harga adalah sebesar (-Rp.0,1 juta/unit) x (52.100 unit) = -Rp. 5,21 milyar.Dengan demikian pengaruh sesungguhnya dari penurunan harga produktelevisi sebesar Rp. 0,1 juta per unit pada tahun 2007 telah menurunkanpendapatan total pada tahun 2007 sebesar 52,1 (ratus juta rupiah) = Rp.5,21 milyar.
Analisis perubahan kuantitas televisi yang diminta dari semula 52.100 unitpada tahun 2006 (Q = 52,1) menjadi 67.100 unit pada tahun 2007(Q=67,1) terhadap perubahan pendapatan total pada tahun 2007, padatingkat harga produk televisi sebesar Rp. 1,0 juta per unit pada tahun 2007(P = 10), sebagai berikut:
∆TR = 10(67,1 -52,1) = 150 . Analisis terhadap pengaruh sesungguhnya dari perubahan kuantitaspermintaan terhadap pendapatan total disebut sebagai pengaruh kuantitas(quantity effect), yang menunjukkan pengaruh pada pendapatan total akibat perubahan dalam kuantitas permintaan, dengan membuat pengaruh dariharga konstan. Untuk kasus di atas, karena kuantitas meningkat sebesar 15.000 unit (67.100 unit - 52.100 unit), dan masing-masing dari kenaikankuantitas permintaan pada tahun 2007 itu dapat dijual pada tingkat hargaproduk Rp. 1,0 juta per unit pada tahun 2007, berarti pengaruh kuantitasadalah sebesar (Rp.1,0 juta/unit) x (15.000 unit) = Rp. 15 milyar.Dengan demikian pengaruh sesungguhnya dari kenaikan kuantitaspermintaan televisi sebanyak 15.000 unit pada tahun 2007 telahmeningkatkan pendapatan total televisi pada tahun 2007 sebesar 150(ratus juta rupiah) = Rp. 15 milyar
Berdasarkan hasil analisis pada nomor 1 dan 2 di atas, kita mengetahuibahwa pengaruh penurunan harga produk televisi dari Rp. 1,1 juta per unit pada tahun 2006 menjadi Rp. 1,0 juta per unit pada tahun 2007,serta pengaruh kenaikan kuantitas permintaan televisi dari 52.100 unitpada tahun 2006 menjadi 67.100 unit pada tahun 2007, telahmeningkatkan pendapatan total dari Rp. 57,31 milyar pada tahun 2006menjadi Rp. 67,10 milyar pada tahun 2007.
Perubahan sesungguhnya (perubahan total) dari kenaikan pendapatantotal pada tahun 2007, yaitu sebesar: Rp. 9,79 milyar (Rp. 67,10 milyar -Rp. 57,31 milyar) merupakan akibat dari pengaruh penurunan harga jual televisi sebesar Rp. 0,1 juta per unit pada tahun 2007 yangmenurunkan pendapatan total sebesar Rp. 5,21 milyar, dan pengaruhkenaikan kuantitas permintaan televisi sebanyak 15.000 unit pada tahun2007 yang meningkatkan pendapatan total sebesar Rp. 15 milyar padatahun 2007, sehingga pengaruh total perubahan pendapatan total dariproduk televisi pada tahun 2007 sebagai akibat dari perubahan keduavariabel harga produk dan kuantitas permintaan adalah sebesar:
∆TR = pengaruh harga + pengaruh kuantitas= -Rp. 5,21 milyar + Rp. 15 milyar = Rp. 9,79 milyar. Berdasarkan analisis di atas, kita bolehmenyimpulkan bahwa pengaruh keseluruhan(pengaruh total) dari perubahan harga (naik atauturun) terhadap pendapatan total (TR = P x Q)adalah sama dengan jumlah dari pengaruhharga dan pengaruh kuantitas dari suatuperubahan dalam harga, yang dapat dinotasikansebagai berikut:
∆TR= pengaruh harga + pengaruh kuantitas
Hubungan elastisitas harga dari permintaan dengan pendapatan total secara umum dapat ditunjukkan dalam Tabel Berikut :
No
Elastisitas Permintaan
Perubahan Harga produk (AP)
Dampak PendapatanTotal (TR)
1
Elastis

Naik
Turun
Turun
Naik

2
Elastik Unitary
Tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
3
Inelastik
Naik
Naik
Informasi tentang bentuk hubungan elastisitas permintaan dengan pendapatan total dalam Tabel tersebut dapat dijadikan petunjuk bagi manajer yang berada dalam manajemen bisnis total, sehingga setiap strategi perubahan harga produk akan efektif berupa meningkatkan pendapatan total.
Dengan demikian apabila manajer telah mengetahui bahwa elastisitas permintaan untuk produk yang dijual itu adalah elastik pada tingkat harga jual sekarang, maka apabila manajer itu menaikkan harga jual akan memberikan dampak pada penurunan pendapatan total, sebaliknya penurunan harga jual produk akan meningkatkan pendapatan total.
Bentuk hubungan antara elastisitaspermintaan dan pendapatan total.
Tampak bahwa kurva pendapatan total meningkat pada daerah elastisitas permintaan elastik |E | > 1 , mencapai maksimum pada titik elastisitas permintaan elastik unitary | E | = 1 , kemudian menurun pada daerah elastisitas permintaan inelastik |E | < 1 . Hal ini berarti bahwa apabila produk-produk yang dijual itu berada dalam daerah elastisitas permintaan elastik |E | > 1,maka strategi paling efektif untuk meningkatkan pendapatan total dari produksi (TR) adalah melalui penurunan harga produk itu, sebaliknya apabila produk-produk yang dijual itu berada dalam daerah elastisitas permintaan inelastik |E | < 1, maka strategi paling efektif untuk meningkatkan pendapatan total dari produk itu adalah melalui peningkatan harga produk itu. Apabila produk-produk yang dijual memiliki elastisitas permintaan elastik unitary |E | = 1,strategi perubahan harga (menaikkan atau menurunkan harga) menjadi tidak efektif,karena tidak memberikan dampak pada perubahan pendapatan total (pendapatan total tetap).

2.      Hubungan Elastisitas Permintaan Dengan Penerimaan Marjinal

Elastisitas permintaan memeberikan informasi penting terhadap manajer tentang bagaimana penerimaan total akan terpengaruh melalui perubahan harga produk. Konsep penting yang berkaitan dengan keputusan penetapan harga dan output adalah penerimaan marjinal yang biasa dinotasikan sebagai : MR (Marginal Revenue).
Pada dasarnya penerimaan marjinal (MR) didefinisikan sebagai penambahan penerimaan total yang disebabkan oleh penambahan penjualan satu unit output. Konsep ini secara matematik, dinotasikan sebagai :
Penerimaan marjinal (MR) sering dikaitkan dengan elastisitas permintaan ( ), karena penerimaan marjinal melibatkan perubahan dalam penerimaan total (TR) yang disebabkan oleh pergerakan sepanjang suatu kurva permintaan.
           
            Analisis penerimaan marjinal (MR) dapat dibuat suatu hubungan yang mengikuti konsep umum dalam ekonomi manajerial,sebagai berikut :
a.       Penerimaan marjinal (MR) harus lebih kecil daripada harga (P) untuk semua unit produk yang terjual setelah unit pertama,sebab harga harus dibuat lebih rendah agar mampu menjual lebih banyak unit produk itu. Dalam grafik ditunjukkan melalui kurva penerimaan marjinal (MR) yang kedudukannya lebih rendah daripada kurva permintaan ( ).
b.      Apabila penerimaan marjinal (MR) positif, penerimaan total akan meningkat sejalan dengan peningkatan kuantitas produk yang terjual, dan elastisitas permintaan adalah elastik. Apabila penerimaan marjinal (MR) negatif, penerimaan total akan menurun meskipun terjadi peningkatan kuantitas produk yang terjual, dan elastisitas permintaan adalah inelastik. Apabila penerimaan marjinal (MR) nol, penerimaan total akan maksimum , dan elastis permintaan adalah elastik unitary.
c.       Untuk setiap kurva permintaan.linear maupun nonliniear, apabila elastisitas permintaan elastik,  > 1, maka penerimaan marjinal (MR) akan positif. Apabila elastis permintaan inelastik, < 1, maka penerimaan marjinal (MR) akan negatif. Apabila elastis permintaan elastik unitery,  =1, maka penerimaan marjinal (MR) akan nol. Dengan demikian bentuk hubungan ini dapat dituliskan secara matematik sebagai berikut :

)
dimana  adalah elastisitas harga dari permintaan.
Apabila hubungan antara elastis permintaan
, penerimaan marjinal (MR), dan penerimaan total (TR) untuk suatu kurva permintaan linear digambarkan sekaligus, maka akan tampak seperti dalam Gambar III.2


3.      Elastisitas periklanan dari permintaan
Pengeluaran iklan merupakan salah satu variabel endogen yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan, di samping variabel harga produk dan atribut produk. Pemahaman manajer terhadap konsep elastisitas periklanan dari permintaan (advertisingelasticity of demand) adalah penting dalam kegiatan pemasaran. Koefisien elastisitas periklanan dapat menjadi indikator terhadap efektifitas pengeluaran iklan beserta strategi periklanan. Koefisien elastisitas periklanan yang rendah menunjukkan kurang efektifnya pengeluaran iklan beserta strateginya sehingga perusahaan harus mengeluarkan anggaran iklan yang lebih besar agar mampu meningkatkan permintaan produk melalui periklanan. Dalam kasus seperti ini, departemen pemasaran mencari alternatif atau mengubah strategi periklanan, agar pada periode mendatang mampu meningkatkan koefisien elastisitas periklanan daripermintaan produk yang dipasarkan itu.
Tampak bahwa konsep perhitungan elastisitas periklanan dari permintaan adalah serupa dengan perhitungan elastisitas harga dari permintaan, kecuali variabel bebas harga (P) diganti dengan variabel bebas pengeluaran iklan (A).
Tanda dari koefisien elastisitas periklanan dari permintaan (EA) selalu bernilai positif, karena secara konseptual pengeluaran iklan berhubungan positif (searah) dengan kuantitas permintaan produk (∆ Q/∆A > 0)
Manajer pemasaran harus melacak sampai titik anggaran pengeluaran iklan, efektivitas pengeluaran iklan itu akan konstan atau menurun, yang menunjukkan bahwa anggaran pengeluaran iklan tidak efektif lagi, sehingga perlu mengubah kembali strategi periklanan terhadap produk itu.

4.      Penggunaan elastisitas dalam pengambilan keputusan
Analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan atas suatu produk dan bagaimana pengaruh dari perubahan faktor-faktor tersebut terhadap, permintaan produk baik secara kualitatif maupun kuantitatif sangat penting bagi seorang manajer dalam membuat keputusan. Keputusan-keputusan itu dapat berupa operasi-operasi perusahaan sehari-hari dan dapat juga keputusan jangka panjang yang berhubungan perencanaan pertumbuhan perusahaan. Diantara faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti harga produk itu sendiri, desain dan kualitas produk, pengeluaran iklan serta saluran distribusi (bauran pemasaran). Selain itu terdapat juga faktor-faktor yang diluar control perusahaan seperti bauran pemasaran pesaing (price, product, place, promotion), pertumbuhan pendapatan konsumen dan ekspektasi konsumen.
Seorang manajer dapat mengukur dan menghitung elastisitas permintaan produk terhadap seluruh faktor yang mempengaruhi permintaan produk tersebut. Nilai-nilai tersebut sangat penting bagi manajer untuk penentuan kebijakan yang optimal (harga, promosi, desain dan saluran distribusi) serta merespon tindakan perusahaan pesaing dengan lebih efektif. sebagai contoh, jika diketahui elastisitas harga produk kurang dari satu (inelastis), maka perusahaan akan rugi jika menurunkan harga jual, karena total penerimaan akan turun, biaya total akan naik (karena produk yang dijual lebih banyak dengan barang).

Pengetahuan tentang elastisitas permintaan produk terhadap faktor-faktor di luar control perusahaan juga sangat berguna bagi manajer untuk merespon penurunan harga produk pesaing. Jika tidak maka perusahaan dapat kehilangan pangsa pasar yang besar. Nilai elastisitas silang yang sangat besar, juga dapat digunakan sebagai rambu-rambu bagi manajer untuk tidak menurunkan harga produk karena dapat menciptakan perang harga.

                                            BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa Elastisitas merupakan suatu konsep umum yang digunakan untuk mengkuantifikasi respon atau tanggapan suatu variabel (terikat) ketika variabel lainnya (bebas) mengalami perubahan.Elastisitas permintaan memeberikan informasi penting terhadap manajer tentang bagaimana penerimaan total akan terpengaruh melalui perubahan harga produk sampai pengambilan keputusan seorang manajer.

Jika kurva pendapatan total meningkat pada daerah elastisitas permintaan elastik |E | > 1 , mencapai maksimum pada titik elastisitas permintaan elastik unitary | E | = 1 , kemudian menurun pada daerah elastisitas permintaan inelastik |E | < 1 . Hal ini berarti bahwa apabila produk-produk yang dijual itu berada dalam daerah elastisitas permintaan elastik |E | > 1,maka strategi paling efektif untuk meningkatkan pendapatan total dari produksi (TR) adalah melalui penurunan harga produk itu, sebaliknya apabila produk-produk yang dijual itu berada dalam daerah elastisitas permintaan inelastik |E | < 1, maka strategi paling efektif untuk meningkatkan pendapatan total dari produk itu adalah melalui peningkatan harga produk itu. Apabila produk-produk yang dijual memiliki elastisitas permintaan elastik unitary |E | = 1,strategi perubahan harga (menaikkan atau menurunkan harga) menjadi tidak efektif,karena tidak memberikan dampak pada perubahan pendapatan total (pendapatan total tetap).
Seorang manajer dapat mengukur dan menghitung elastisitas permintaan produk terhadap seluruh faktor yang mempengaruhi permintaan produk tersebut. Nilai-nilai tersebut sangat penting bagi manajer untuk penentuan kebijakan yang optimal (harga, promosi, desain dan saluran distribusi) serta merespon tindakan perusahaan pesaing dengan lebih efektif. Pengetahuan tentang elastisitas permintaan produk terhadap faktor-faktor di luar control perusahaan juga sangat berguna bagi manajer untuk merespon penurunan harga produk pesaing.

Observasi Mangrove Wonorejo dalam penerapannya di teori Analisis Elastisitas

DODOL MANGROVE
 





Analisis permintaan dan penawaran Dodol Mangrove yang diketahui dari riset pasar (dalam asumsi):
Harga per kemasan
Jumlah yang diminta
Jumlah yang ditawarkan
Rp 8.000,00
  50 unit
  60 unit
Rp 9.500,00
  30 unit
  80 unit
Rp 9.000,00
  40 unit
  70 unit
Rp 8.500,00
  45 unit
  65 unit
Rp 9.200,00
  35 unit
  75 unit

Pendekatan kurva tentang mekanisme harga yang terjadi pada komoditi Dodol Mangrove
KURVA PENAWARAN
KURVA PERMINTAAN

Mekanisme harga  yang terjadi pada komoditi Dodol Mangrove bahwa dalam kurva permintaan diatas menunjukkan tingkat permintaan Dodol Mangrove yang didasarkan pada keinginan konsumen dalam membeli produk. Sedangkan pada kurva penawaran, penawaran Dodol Mangrove oleh pihak produsen berdasarkan tingkat harga dan riset pasar.
Prediksi permintaan komoditas Dodol Mangrove melalui persamaan regresi sederhana dan kebijakan yang akan diputuskan:
Ø  Persamaan Regresi Sederhana: Qx = f (Px, Py, I, A)
Ø  Prediksi permintaan komoditi kayu mangrove (dalam asumsi):
Qx = f (Px, Py, I, A)
      = 50 – (8000Px + 10000Py + 1000000I + 100000A)
Ep =    =    =  0,04 (Bersifat Inelastis)
(Saya mengambil asumsi bahwa barang substitusi dari Dodol Mangrove adalah Dodol Garut) dimana:
            Ec = 10000
            Py ­ 30%    Q ­ 50%
Saat barang substitusi: Saat Py (harga dodol garut) naik sebesar 30% maka akan meningkatkan jumlah permintaan pada Dodol Mangrove sebesar 50%
Ø  Strategi bisnis yang sebaiknya dilakukan dalam pengambilan keputusan oleh manajer saat barang substitusi dari Dodol Mangrove ini harganya naik, maka sebaiknya pihak produsen dari Dodol Mangrove bisa gencar melakukan periklanan yang memungkinkan permintaan terhadap Dodol Mangrove menjadi meningkat.



DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar