EKONOMI MANAJERIAL
ELASTISITAS UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Disusun
Oleh :
1. Rachmawati Tus S (13080574109)
2. Nuril Laily Alfany (13080574173)
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
MANAJEMEN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam ilmu ekonomi, kita mengenal konsep elastisitas. Elastisitas berfungsi untuk mengukur derajat kepekaan ketika terjadi perubahan harga atau pendapatan dengan jumlah barang yang
diminta atau ditawarkan. Dengan mempelajari elastisitas kita dapat memprediksi implikasi perubahan harga atau pendapatan terhadap perubahan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Informasi penting ini berguna bagi rumah tangga produsen sebagai pihak yang
memproduksi dan menjual barang serta rumah tangga pemerintah selaku otoritas yang menjalankan system demokrasi ekonomi sekaligus sebagai pembuat kebijakan.
Permasalahan pokok ekonomi modern bertumpu pada masalah produksi,
seperti barang apa yang dibuat, bagaimana, dan untuk siapa barang tersebut diproduksi. Hal itu dimaksudkan untuk menjawab problematika
yang bersumber pada kebutuhan manusia yang cenderung tidak terbatas lantas harus dipenuhi dengan sumber daya yang terbatas. Cara paling rasional untuk menyeimbangkan kebutuhan dan sumber daya ialah dengan mengurangi konsumsi dan menambah produksi. Bagi pemerintah untuk menambah atau mengurangi konsumsi masyarakat
dapat dilakukan dengan memainkan instrument pajak dan subsidi atau menerapkan kebijakan harga maksimun dan minimum.
B. RumusanMasalah
1. Apakah Pengertian Elastisitas?
2.
Bagaimana
Hubungan Elastisitas Permintaan Dengan
Penerimaan Total?
3.
Bagaimana
Hubungan
Elastisitas Permintaan
Dengan Penerimaan Marjinal?
4.
Bagaimana
Elastisitas
periklanan dari permintaan?
5.
Bagaimana
Penggunaan
elastisitas
dalam pengambilan keputusan?
- Tujuan dan Manfaat
Tujuan kami menulis makalah dan mengangkat Topik mengenai “Elastisitas”
ini adalah untuk mengetahui pengertian dan perkembangan dar iteori tersebut.
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan pembaca tentang bagaimana pembahasan teori-teori elastisitas beserta dengan penerapannya dalam mengambil keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Hubungan Elastisitas Permintaan Dengan
Penerimaan Total
Teori
permintaan menyatakan adanya hubungan negatif antara tingkat harga dengan
jumlah yang diminta. Ketiga harga suatu barang naik, maka permintaan akan
barang tersebut turun. Untuk menghitung seberapa besar dampak perubahan harga
terhadap kuantitas yang diminta secara lebih spesifik, maka digunakan konsep
elastisitas. Elastisitas merupakan suatu konsep umum yang digunakan untuk
mengkuantifikasi respon atau tanggapan suatu variabel (terikat) ketika variabel
lainnya (bebas) mengalami perubahan. Hal lain yang menarik untuk dipelajari
adalah bagaimana pengaruh perubahan harga terhadap pendapatan total (total
revenue). Jawaban terhadap pertanyaan ini tidak lepas dari bagaimana bentuk
kurva permintaan itu sendiri—pendapatan total bisa meningkat atau turun
tergantung bagaimana bentuk kurva permintaan yang dihadapi.
Pendapatan
total didefinisikan sebagai jumlah total yang dibayarkan konsumen atau jumlah
total yang diterima oleh produsen. Dalam bentuk pasar apapun, pendapatan total
adalah harga barang dikali jumlah barang yang dijual atau secara matematika
dilambangkan: TR = P x Q. Secara visual, pendapatan total merupakan luas
wilayah persegi empat P0 x Q0:
Jika
tingkat harga berubah, maka terdapat tiga kemungkinan perubahan pendapatan
total yang mungkin terjadi, pendapatan total naik, turun atau tidak
berubah—yang tergantung sepenuhnya kepada bentuk kurva
permintaan atau elastisitas permintaannya.
Ketika
permintaan adalah elastis—persentase perubahan dalam kuantitas yang
diminta lebih besar dibandingkan persentase perubahan dalam harga, kenaikan
harga akan menyebabkan penurunan pendapatan total
TR1
adalah 10 x 100 (= 1000). Ketika harga naik menjadi 12, TR2 berubah
menjadi 12 x 40 (= 480). Besarnya TR2< TR1.
Ketika
kurva permintaan elastis, hal ini berarti besarnya perubahan di kuantitas akan
lebih besar dibandingkan besarnya perubahan dalam harga. Sesuai dengan hukum
permintaan, terdapat hubungan tidak searah antara harga dengan kuantitas,
ketika harga naik (+) maka kuantitas yang diminta akan turun (-). Karena
pendapatan total adalah harga (P) dikali dengan kuantitas (Q), maka ketika
terjadi kenaikan harga pada kurva permintaan yang elastis, efek pengurangan
pendapatan total karena turunnya kuantitas akan lebih besar dibandingkan efek
penambahan pendapatan total yang disebabkan peningkatan harga. Hal inilah yang
menyebabkan pendapatan total setelah kenaikan harga lebih kecil dibandingkan
sebelum kenaikan harga.
1.
Ketika permintaan adalah inelastis—persentase
perubahan dalam kuantitas lebih kecil dibandingkan persentase perubahan dalam
harga, kenaikan harga akan meningkatkan penerimaan total
TR1
adalah 10 x 100 (= 1000). Ketika harga naik menjadi 14, TR2 berubah
menjadi 14 x 80 (= 1120). Besarnya TR2> TR1.
Ketika
kurva permintaan inelastis, hal ini berarti besarnya perubahan di kuantitas
akan lebih kecil dibandingkan besarnya perubahan dalam harga. Maka ketika
terjadi kenaikan harga pada kurva permintaan yang inelastis, efek penambahan
pendapatan total karena naiknya harga akan lebih besar dibandingkan efek
pengurangan pendapatan total yang disebabkan turunnya kuantitas. Hal inilah
yang menyebabkan pendapatan total setelah kenaikan harga akan lebih besar
dibandingkan sebelum kenaikan harga.
2.
Ketika permintaan adalah elastic-uniter,
kenaikan harga tidak memberikan pengaruh terhadap penerimaan total
(penerimaan total sama)
TR1
adalah 50 x 70 (= 3500). Ketika harga naik menjadi 14, TR2 berubah
menjadi 70 x 50 (= 3500). Besarnya TR2 = TR1.
Ketika
kurva permintaan elastic-uniter, hal ini berarti besarnya perubahan di
kuantitas akan sama dengan besarnya perubahan dalam harga. Maka ketika terjadi
kenaikan harga pada kurva permintaan yang elastic-uniter, efek penambahan
pendapatan total karena naiknya harga akan sama dengan efek pengurangan
pendapatan total yang disebabkan turunnya kuantitas. Hal inilah yang
menyebabkan pendapatan total setelah kenaikan harga akan sama dengan besarnya
total pendapatan sebelum kenaikan harga.
Untuk menjelaskan hubungan antara
elastisitas permintaan (E ) dan pendapatan total (TR), kita akan menggunakan
informasi elastisitas permintaan untuk produk televisi berwarna ukuran 20 inchi
(fungsi banyak)di Pasar Jakarta.
Hubungan elastisitas permintaan televisi dengan pendapatan total
Analisis
terhadap permasalahan ini dapat dilakukan seperti dalamTabel di atas, dan
diperoleh informasi bahwa pada saat harga jual P= 11 diperoleh TR = Rp. 57,31
milyar, sedangkan apabila harga jualP = 10 diperoleh TR = Rp. 67,10 milyar
Berarti
penurunan harga jual dari Rp. 1,1 juta per unit pada tahun 2006 menjadi Rp. 1,0
juta per unit pada tahun 2007, telah meningkatkan pendapatan total pada tahun
2007 sebesar:
∆TR
= Rp. 67,10 milyar - Rp. 57,31 milyar = Rp. 9,79 milyar.
Dengan
demikian manajer dapat mengharapkan bahwa penurunan harga televisi dari Rp. 1,1
juta per unit pada tahun 2006 menjadi Rp.1,0 juta per unit pada tahun 2007,
akan meningkatkan kuantitaspenjualan televisi dari 52.100 unit pada tahun 2006
menjadi 67.100 unit pada tahun 2007, sehingga meningkatkan pendapatan total
dari Rp. 57,31 milyar di tahun 2006 menjadi Tampak di sini bahwa perubahan
pendapatan totalRp. 67,10 milyar di tahun 2007.
(∆TR)
diakibatkan oleh perubahan harga jual (∆P) danperubahan kuantitas permintaan (∆Q)
secara bersama. Apabila kita ingin mengetahui berapa pengaruhsesungguhnya dari
perubahan harga (∆P) terhadapperubahan pendapatan total (∆TR), serta
berapapengaruh sesungguhnya dari perubahan kuantitaspermintaan (∆Q) terhadap
perubahan pendapatan total(∆TR), maka analisis dapat dilakukan, sebagai
berikut:
Analisis
perubahan harga produk televisi dari semula Rp. 1,1 juta per unitpada tahun
2006 (P = 11) menjadi Rp. 1,0 juta per unit pada tahun 2007(P=10) terhadap
perubahan pendapatan total pada tahun 2007, pada tingkatkuantitas permintaan
tetap sebesar 52.100 unit pada tahun 2007 (Q = 52,1),sebagai berikut: ATR =
(10- 11X52,1) = -52,1. Analisis terhadap pengaruh sesungguhnya dari perubahan
harga produkterhadap pendapatan total disebut sebagai pengaruh harga (price
effect),yang menunjukkan pengaruh pada pendapatan total akibat perubahandalam
harga jual, dengan membuat pengaruh dari output konstan.Untuk kasus di atas,
karena harga berkurang sebesar Rp. 0,1 juta (Rp. 1,1 juta - Rp1,0 juta) untuk
setiap 52.100 unit yang dapat dijual pada tingkatharga Rp. 1,1 juta per unit
(apabila harga jual per unit pada tahun 2007tetap seperti pada tahun 2006),
berarti pengaruh harga adalah sebesar (-Rp.0,1 juta/unit) x (52.100 unit) =
-Rp. 5,21 milyar.Dengan demikian pengaruh sesungguhnya dari penurunan harga
produktelevisi sebesar Rp. 0,1 juta per unit pada tahun 2007 telah
menurunkanpendapatan total pada tahun 2007 sebesar 52,1 (ratus juta rupiah) = Rp.5,21
milyar.
Analisis
perubahan kuantitas televisi yang diminta dari semula 52.100 unitpada tahun
2006 (Q = 52,1) menjadi 67.100 unit pada tahun 2007(Q=67,1) terhadap perubahan
pendapatan total pada tahun 2007, padatingkat harga produk televisi sebesar Rp.
1,0 juta per unit pada tahun 2007(P = 10), sebagai berikut:
∆TR
= 10(67,1 -52,1) = 150 . Analisis terhadap pengaruh sesungguhnya dari perubahan
kuantitaspermintaan terhadap pendapatan total disebut sebagai pengaruh
kuantitas(quantity effect), yang menunjukkan pengaruh pada pendapatan total
akibat perubahan dalam kuantitas permintaan, dengan membuat pengaruh dariharga
konstan. Untuk kasus di atas, karena kuantitas meningkat sebesar 15.000 unit
(67.100 unit - 52.100 unit), dan masing-masing dari kenaikankuantitas
permintaan pada tahun 2007 itu dapat dijual pada tingkat hargaproduk Rp. 1,0
juta per unit pada tahun 2007, berarti pengaruh kuantitasadalah sebesar (Rp.1,0
juta/unit) x (15.000 unit) = Rp. 15 milyar.Dengan demikian pengaruh
sesungguhnya dari kenaikan kuantitaspermintaan televisi sebanyak 15.000 unit
pada tahun 2007 telahmeningkatkan pendapatan total televisi pada tahun 2007
sebesar 150(ratus juta rupiah) = Rp. 15 milyar
Berdasarkan
hasil analisis pada nomor 1 dan 2 di atas, kita mengetahuibahwa pengaruh
penurunan harga produk televisi dari Rp. 1,1 juta per unit pada tahun 2006
menjadi Rp. 1,0 juta per unit pada tahun 2007,serta pengaruh kenaikan kuantitas
permintaan televisi dari 52.100 unitpada tahun 2006 menjadi 67.100 unit pada
tahun 2007, telahmeningkatkan pendapatan total dari Rp. 57,31 milyar pada tahun
2006menjadi Rp. 67,10 milyar pada tahun 2007.
Perubahan
sesungguhnya (perubahan total) dari kenaikan pendapatantotal pada tahun 2007,
yaitu sebesar: Rp. 9,79 milyar (Rp. 67,10 milyar -Rp. 57,31 milyar) merupakan
akibat dari pengaruh penurunan harga jual televisi sebesar Rp. 0,1 juta per
unit pada tahun 2007 yangmenurunkan pendapatan total sebesar Rp. 5,21 milyar,
dan pengaruhkenaikan kuantitas permintaan televisi sebanyak 15.000 unit pada
tahun2007 yang meningkatkan pendapatan total sebesar Rp. 15 milyar padatahun
2007, sehingga pengaruh total perubahan pendapatan total dariproduk televisi
pada tahun 2007 sebagai akibat dari perubahan keduavariabel harga produk dan
kuantitas permintaan adalah sebesar:
∆TR
= pengaruh harga + pengaruh kuantitas= -Rp. 5,21 milyar + Rp. 15 milyar = Rp.
9,79 milyar. Berdasarkan analisis di atas, kita bolehmenyimpulkan bahwa
pengaruh keseluruhan(pengaruh total) dari perubahan harga (naik atauturun)
terhadap pendapatan total (TR = P x Q)adalah sama dengan jumlah dari
pengaruhharga dan pengaruh kuantitas dari suatuperubahan dalam harga, yang
dapat dinotasikansebagai berikut:
∆TR= pengaruh harga +
pengaruh kuantitas
Hubungan
elastisitas harga dari permintaan dengan pendapatan total secara umum dapat
ditunjukkan dalam Tabel Berikut :
No
|
Elastisitas Permintaan
|
Perubahan Harga produk (AP)
|
Dampak PendapatanTotal (TR)
|
1
|
Elastis
|
Naik
Turun
|
Turun
Naik
|
2
|
Elastik
Unitary
|
Tidak
berpengaruh
|
Tidak
berpengaruh
|
3
|
Inelastik
|
Naik
|
Naik
|
Informasi
tentang bentuk hubungan elastisitas permintaan dengan pendapatan total dalam
Tabel tersebut dapat dijadikan petunjuk bagi manajer yang berada dalam manajemen
bisnis total, sehingga setiap strategi perubahan harga produk akan efektif
berupa meningkatkan pendapatan total.
Dengan
demikian apabila manajer telah mengetahui bahwa elastisitas permintaan untuk
produk yang dijual itu adalah elastik pada tingkat harga jual sekarang, maka
apabila manajer itu menaikkan harga jual akan memberikan dampak pada penurunan
pendapatan total, sebaliknya penurunan harga jual produk akan meningkatkan
pendapatan total.
Bentuk hubungan
antara elastisitaspermintaan dan pendapatan total.
Tampak
bahwa kurva pendapatan total meningkat pada daerah elastisitas permintaan
elastik |E | > 1 , mencapai maksimum pada titik elastisitas permintaan elastik
unitary | E | = 1 , kemudian menurun pada daerah elastisitas permintaan
inelastik |E | < 1 . Hal ini berarti bahwa apabila produk-produk yang dijual
itu berada dalam daerah elastisitas permintaan elastik |E | > 1,maka
strategi paling efektif untuk meningkatkan pendapatan total dari produksi (TR)
adalah melalui penurunan harga produk itu, sebaliknya apabila produk-produk yang
dijual itu berada dalam daerah elastisitas permintaan inelastik |E | < 1,
maka strategi paling efektif untuk meningkatkan pendapatan total dari produk
itu adalah melalui peningkatan harga produk itu. Apabila produk-produk yang
dijual memiliki elastisitas permintaan elastik unitary |E | = 1,strategi
perubahan harga (menaikkan atau menurunkan harga) menjadi tidak efektif,karena
tidak memberikan dampak pada perubahan pendapatan total (pendapatan total
tetap).
2.
Hubungan
Elastisitas Permintaan
Dengan Penerimaan Marjinal
Elastisitas
permintaan memeberikan informasi penting terhadap manajer tentang bagaimana
penerimaan total akan terpengaruh melalui perubahan harga produk. Konsep
penting yang berkaitan dengan keputusan penetapan harga dan output adalah
penerimaan marjinal yang biasa dinotasikan sebagai : MR (Marginal Revenue).
Pada
dasarnya penerimaan marjinal (MR) didefinisikan sebagai penambahan penerimaan
total yang disebabkan oleh penambahan penjualan satu unit output. Konsep ini
secara matematik, dinotasikan sebagai :
Penerimaan
marjinal (MR) sering dikaitkan dengan elastisitas permintaan (
), karena penerimaan marjinal
melibatkan perubahan dalam penerimaan total (TR) yang disebabkan oleh
pergerakan sepanjang suatu kurva permintaan.
Analisis penerimaan marjinal (MR) dapat
dibuat suatu hubungan yang mengikuti konsep umum dalam ekonomi
manajerial,sebagai berikut :
a.
Penerimaan marjinal (MR) harus lebih
kecil daripada harga (P) untuk semua unit produk yang terjual setelah unit
pertama,sebab harga harus dibuat lebih rendah agar mampu menjual lebih banyak
unit produk itu. Dalam grafik ditunjukkan melalui kurva penerimaan marjinal
(MR) yang kedudukannya lebih rendah daripada kurva permintaan (
).
b.
Apabila penerimaan marjinal (MR)
positif, penerimaan total akan meningkat sejalan dengan peningkatan kuantitas
produk yang terjual, dan elastisitas permintaan adalah elastik. Apabila
penerimaan marjinal (MR) negatif, penerimaan total akan menurun meskipun terjadi
peningkatan kuantitas produk yang terjual, dan elastisitas permintaan adalah
inelastik. Apabila penerimaan marjinal (MR) nol, penerimaan total akan maksimum
, dan elastis permintaan adalah elastik unitary.
c.
Untuk setiap kurva permintaan.linear
maupun nonliniear, apabila elastisitas permintaan elastik,
> 1, maka penerimaan marjinal
(MR) akan positif. Apabila elastis permintaan inelastik,
< 1, maka penerimaan marjinal (MR)
akan negatif. Apabila elastis permintaan elastik unitery,
=1, maka penerimaan marjinal (MR) akan nol.
Dengan demikian bentuk hubungan ini dapat dituliskan secara matematik sebagai
berikut :
)
dimana
adalah elastisitas harga dari permintaan.
Apabila hubungan antara elastis permintaan , penerimaan marjinal (MR), dan penerimaan total (TR) untuk suatu kurva permintaan linear digambarkan sekaligus, maka akan tampak seperti dalam Gambar III.2
Apabila hubungan antara elastis permintaan , penerimaan marjinal (MR), dan penerimaan total (TR) untuk suatu kurva permintaan linear digambarkan sekaligus, maka akan tampak seperti dalam Gambar III.2
3.
Elastisitas
periklanan dari permintaan
Pengeluaran iklan merupakan salah satu variabel
endogen yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan, di samping variabel
harga produk dan atribut produk. Pemahaman manajer terhadap konsep elastisitas
periklanan dari permintaan (advertisingelasticity of demand) adalah penting
dalam kegiatan pemasaran. Koefisien elastisitas periklanan dapat menjadi
indikator terhadap efektifitas pengeluaran iklan beserta strategi periklanan.
Koefisien elastisitas periklanan yang rendah menunjukkan kurang efektifnya pengeluaran
iklan beserta strateginya sehingga perusahaan harus mengeluarkan anggaran iklan
yang lebih besar agar mampu meningkatkan permintaan produk melalui periklanan.
Dalam kasus seperti ini, departemen pemasaran mencari alternatif atau mengubah
strategi periklanan, agar pada periode mendatang mampu meningkatkan koefisien
elastisitas periklanan daripermintaan produk yang dipasarkan itu.
Tampak bahwa konsep perhitungan elastisitas
periklanan dari permintaan adalah serupa dengan perhitungan elastisitas harga
dari permintaan, kecuali variabel bebas harga (P) diganti dengan variabel bebas
pengeluaran iklan (A).
Tanda dari koefisien elastisitas periklanan dari
permintaan (EA) selalu bernilai positif, karena secara konseptual pengeluaran
iklan berhubungan positif (searah) dengan kuantitas permintaan produk (∆ Q/∆A
> 0)
Manajer pemasaran harus melacak sampai titik
anggaran pengeluaran iklan, efektivitas pengeluaran iklan itu akan konstan atau
menurun, yang menunjukkan bahwa anggaran pengeluaran iklan tidak efektif lagi,
sehingga perlu mengubah kembali strategi periklanan terhadap produk itu.
4.
Penggunaan
elastisitas
dalam pengambilan keputusan
Analisis tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan atas suatu produk dan bagaimana pengaruh dari perubahan faktor-faktor tersebut terhadap,
permintaan produk baik secara kualitatif maupun kuantitatif sangat penting bagi seorang manajer dalam membuat keputusan. Keputusan-keputusan itu dapat berupa operasi-operasi perusahaan sehari-hari dan dapat juga keputusan jangka panjang
yang berhubungan perencanaan pertumbuhan perusahaan. Diantara faktor-faktor
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti harga produk itu sendiri,
desain dan kualitas produk,
pengeluaran iklan serta saluran distribusi
(bauran pemasaran). Selain itu terdapat juga faktor-faktor
yang diluar control perusahaan seperti bauran pemasaran pesaing
(price, product, place, promotion), pertumbuhan pendapatan konsumen dan ekspektasi konsumen.
Seorang manajer dapat mengukur dan menghitung elastisitas permintaan produk terhadap seluruh faktor
yang mempengaruhi permintaan produk tersebut. Nilai-nilai tersebut sangat penting bagi manajer untuk penentuan kebijakan
yang optimal (harga, promosi, desain dan saluran distribusi)
serta merespon tindakan perusahaan pesaing dengan lebih efektif. sebagai contoh,
jika diketahui elastisitas harga produk kurang dari satu
(inelastis), maka perusahaan akan rugi jika menurunkan harga jual,
karena total penerimaan akan turun,
biaya total akan naik (karena produk
yang dijual lebih banyak dengan barang).
Pengetahuan tentang elastisitas permintaan produk terhadap faktor-faktor
di luar control perusahaan juga sangat berguna bagi manajer untuk merespon penurunan harga produk pesaing. Jika tidak maka perusahaan dapat kehilangan pangsa pasar
yang besar. Nilai elastisitas silang
yang sangat besar, juga dapat digunakan sebagai rambu-rambu bagi manajer untuk tidak menurunkan harga produk karena dapat menciptakan perang harga.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan utama dari teori ini adalah
bahwa Elastisitas merupakan suatu konsep umum yang
digunakan untuk mengkuantifikasi respon atau tanggapan suatu variabel (terikat)
ketika variabel lainnya (bebas) mengalami perubahan.Elastisitas permintaan
memeberikan informasi penting terhadap manajer tentang bagaimana penerimaan
total akan terpengaruh melalui perubahan harga produk sampai pengambilan keputusan seorang manajer.
Jika
kurva pendapatan total meningkat pada daerah elastisitas permintaan elastik |E
| > 1 , mencapai maksimum pada titik elastisitas permintaan elastik unitary
| E | = 1 , kemudian menurun pada daerah elastisitas permintaan inelastik |E |
< 1 . Hal ini berarti bahwa apabila produk-produk yang dijual itu berada
dalam daerah elastisitas permintaan elastik |E | > 1,maka strategi paling
efektif untuk meningkatkan pendapatan total dari produksi (TR) adalah melalui
penurunan harga produk itu, sebaliknya apabila produk-produk yang dijual itu
berada dalam daerah elastisitas permintaan inelastik |E | < 1, maka strategi
paling efektif untuk meningkatkan pendapatan total dari produk itu adalah
melalui peningkatan harga produk itu. Apabila produk-produk yang dijual
memiliki elastisitas permintaan elastik unitary |E | = 1,strategi perubahan
harga (menaikkan atau menurunkan harga) menjadi tidak efektif,karena tidak
memberikan dampak pada perubahan pendapatan total (pendapatan total tetap).
Seorang manajer dapat mengukur dan menghitung elastisitas permintaan produk terhadap seluruh faktor
yang mempengaruhi permintaan produk tersebut. Nilai-nilai tersebut sangat penting bagi manajer untuk penentuan kebijakan
yang optimal (harga, promosi, desain dan saluran distribusi)
serta merespon tindakan perusahaan pesaing dengan lebih efektif. Pengetahuan tentang elastisitas permintaan produk terhadap faktor-faktor
di luar control perusahaan juga sangat berguna bagi manajer untuk merespon penurunan harga produk pesaing.
Observasi Mangrove Wonorejo dalam penerapannya di teori Analisis
Elastisitas
DODOL MANGROVE
Analisis permintaan dan penawaran Dodol Mangrove yang diketahui dari
riset pasar (dalam asumsi):
Harga per kemasan
|
Jumlah yang diminta
|
Jumlah yang ditawarkan
|
Rp 8.000,00
|
50 unit
|
60 unit
|
Rp 9.500,00
|
30 unit
|
80 unit
|
Rp 9.000,00
|
40 unit
|
70 unit
|
Rp 8.500,00
|
45 unit
|
65 unit
|
Rp 9.200,00
|
35 unit
|
75 unit
|
Pendekatan kurva
tentang mekanisme harga yang terjadi pada komoditi Dodol Mangrove
KURVA PENAWARAN
|
KURVA PERMINTAAN
|
Mekanisme
harga yang terjadi pada komoditi Dodol
Mangrove bahwa dalam kurva permintaan diatas menunjukkan tingkat permintaan
Dodol Mangrove yang didasarkan pada keinginan konsumen dalam membeli produk.
Sedangkan pada kurva penawaran, penawaran Dodol Mangrove oleh pihak produsen
berdasarkan tingkat harga dan riset pasar.
Prediksi permintaan komoditas Dodol Mangrove melalui persamaan regresi sederhana dan
kebijakan yang akan diputuskan:
Ø Persamaan
Regresi Sederhana: Qx = f (Px, Py, I, A)
Ø Prediksi
permintaan komoditi kayu mangrove (dalam asumsi):
Qx
= f (Px, Py, I, A)
= 50 – (8000Px + 10000Py + 1000000I +
100000A)
Ep
=
=
= 0,04 (Bersifat
Inelastis)
(Saya
mengambil asumsi bahwa barang substitusi dari Dodol Mangrove adalah Dodol Garut)
dimana:
Ec = 10000
Py 30% Q 50%
Saat
barang substitusi: Saat Py (harga dodol garut) naik sebesar 30% maka akan
meningkatkan jumlah permintaan pada Dodol Mangrove sebesar 50%
Ø Strategi bisnis
yang sebaiknya dilakukan dalam pengambilan keputusan oleh manajer saat barang
substitusi dari Dodol Mangrove ini harganya naik, maka sebaiknya pihak produsen
dari Dodol Mangrove bisa gencar melakukan periklanan yang memungkinkan
permintaan terhadap Dodol Mangrove menjadi meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar