RACHMAWATI TUS S / 13080574109
Analisis Pengamatan Lingkungan Internal dan Eksternal
Pada PT. PELABUHAN INDONESIA III (Persero)
LINGKUNGAN INTERNAL
PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)
KOMPONEN
|
WEIGHT
|
RATING
|
WEIGHT
SCORE
|
Strength (Kekuatan)
1. Melakukan
kegiatan pengusahaan di lokasi pelabuhan strategis
2. Keamanan
pelabuhan
3. Komitmen
melaksanakan K3
4. Pelayanan
jasa pelabuhan bergaransi
5. Penggunaan
sistem
informasi
untuk menunjang
pelayanan
6. Tingkat
kesehatan
keuangan
perusahaan
Weakness (Kelemahan)
1. Kuantitas
dan Kualitas SDM belum optimal
2. Struktur
Organisasi Cabang
3. Budaya
Kerja Organisasi
4. Keterbatasan
Kuantitas dan Kualitas Peralatan
5. Keterbatasan
Kedalaman Alur/Kolam, Panjang, Konstruksi Fasilitas, dan Kapasitas
Tambatan/Dermaga
TOTAL
|
0,14
0,12
0,06
0,08
0,05
0,08
0,10
0,06
0,08
0,11
0,12
1,00
|
4
3
3
2
3
4
3
2
3
4
3
|
0,56
0,36
0,18
0,16
0,15
0,32
0,3
0,12
0,24
0,44
0,36
3,19
|
IDENTIFIKASI
FAKTOR
Strength (Kekuatan)
1. Melakukan kegiatan pengusahaan di lokasi pelabuhan strategis
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
memiliki lokasi yang strategis di tengah-tengah Indonesia, juga sebagai pintu
gerbang menuju kawasan Indonesia Timur. Pelabuhan Tanjung Perak juga memiliki
±32 rute pelayaran petikemas domestik dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju
pelabuhan lain di seluruh Indonesia. Tak hanya petikemas domestik,
terdapat juga rute pengiriman container internasional (Direct Container Vessel
Routes) menuju Taiwan, Hongkong, Korea, China and Japan. Hal yang juga menjadi keunggulan
adalah terdapat jalur distribusi petikemas melalui kereta api yang
menghubungkan Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) dengan Pelabuhan Tanjung Priok
(Jakarta), demikian halnya juga dekat dengan akses Jalan Tol Surabaya. (Sumber: http://www2.pelindo.co.id)
2. Keamanan pelabuhan
PT Pelindo III Cabang Banjarmasin
terapkan berbagai terobosan dalam tingkatkan layanan dan kinerja perusahaan.
setelah sebelumya mengubah pengelolaan Pas pelabuhan dengan sistem
komputerisasi, integrasi sistem IT dalam pengamanan dengan implementasi CCTV
guna pengawasan operasional dan keamanan di lapangan. kali ini Sistem kerja
port security pun tak luput dalam rencana optimalisasi. Dengan pengawasan
pengamanan dan pembinaan secara terpadu yang melibatkan antar divisi di
lapangan, dengan tetap divisi SDM dan Umum sebagai koordinator. Penerapan
sistem ini diharapkan mampu memberikan sinergi yang lebih tinggi dalam
koordinasi. (Sumber: infobanua.co.id)
Keamanan pada fasilitas pelabuhan dilingkungan PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengacu pada ketentuan ISPS Code
(International Ship and Port Facility Security Code) yaitu suatu koda
internasional yang mengatur tentang keamanan di kapal dan fasilitas pelabuhan
(Amandemen SOLAS Chapter XI-2). Setiap pelabuhan memiliki Port Facility
Security Officer (PFSO) yaitu petugas yang bertanggung jawab dalam
pengembangan implementasi, revisi dan pemeliharaan rancangan keamanan fasilitas
Pelabuhan dan mampu berkoordinasi serta berkomunikasi dengan para petugas
keamanan kapal (SSO / Ship Security Officer) dan petugas keamanan
perusahaan pelayaran (CSO/Company Security Officer).
Terhadap
pelabuhan di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang telah
menerapkan ISPS Code dilakukan tindakan keamanan yang meliputi sbb :
1.
Keluar masuk
fasilitas pelabuhan
2.
Areal terbatas
didalam fasilitas pelabuhan;
3.
Penanganan
muatan;
4.
Pengiriman
perbekalan kapal;
5.
Penanganan
barang yang ditinggalkan oleh pemiliknya; dan
6.
Pemantauan keamanan
fasilitas pelabuhan
PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) telah berupaya untuk dapat memenuhi fasilitas
dan peralatan sesuai persyaratan ISPS Code diantaranya sebagai berikut:
1.
Pintu
masuk/keluar pelabuhan
a.
ID Card
b.
Handy Talky
c.
Mirror
Inspection
d.
Metal Detector
e.
Portal Electric
2.
Pagar tetap dan
Pagar bergerak
3.
Sistem
Monitoring
a.
CCTV
b.
Control Room
4.
Sistem Sinar X
(X-ray) pada terminal penumpang
5.
Sistem
Penerangan (lampu)
6.
Sistem
Komunikasi (Handy Talky)
7.
Sistem
transportasi (mobil)
3. Komitmen melaksanakan K3
Sebagai
perusahaan jasa yang bergerak dalam layanan jasa terminal operator pelabuhan,
Pelindo 3 selalu mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap
tindakan yang berkaitan dengan kegiatan usahanya. Pengelolaan Pelindo 3
dilakukan secara profesional, transparan, akuntabel, responsif, dengan tetap
berpedoman pada peraturan perundan-undangan yang berlaku guna mencapai visi dan
misi perusahaan. Penerbitan pedoman dalam beretika dan berperilaku
dilakukan oleh Pelindo 3 untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Pedoman etika dan perilaku ini disusun untuk menjadi acuan perilaku bagi Dewan
Komisaris, Direksi, dan Pegawai sebagai insan Pelindo 3 yang berisikan pedoman
tentang kewajiban yang harus dilakukan dan larangan yang harus dihindari. Di
dalamnya juga mengatur hubungan perusahaan dengan pemegang saham, pengguna
jasa, pemasok/rekanan, pejabat pemerintah, pegawai dalam hubungan industrial,
serta komitmen dalam kesehatan dan keselamatan, serta lingkungan dan kemitraan
dengan masyarakat.
PT Pelindo III Cabang Banjarmasin kembali meraih
penghargaan sebagai pembina K3 terbaik Kota Banjarmasin. Penganugerahan
tersebut secara simbolis dilaksanakan dengan pemberian piagam penghargaan yang
diberikan oleh Walikota Banjarmasin H. Muhidin dalam acara Apel Bulan K3 yang
dilaksanakan 27 Februari 2014 di Lapangan Swiss Bell Hotel Banjarmasin. (Sumber: www.infobanua.co.id)
4. Pelayanan jasa pelabuhan bergaransi
Sistem pelaporan pelanggaran (whistle
blowing system) adalah sistem yang digunakan untuk menerima, mengolah dan
menindaklanjuti serta membuat pelaporan atas informasi yang disampaikan oleh
pelapor mengenai pelanggaran yang terjadi di lingkungan perusahaan.
Tujuan dari WBS adalah sebagai
pedoman dalam mempermudah dan mempercepat proses pelaksanaan penyelesaian
pengaduan atas adanya indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh terlapor.
Pelanggaran yang dapat
dilaporkan adalah semua perbuatan yang menyimpang atau bertentangan dengan
peraturan perusahaan, kode etik, melawan hukum dan segala perbuatan di luar
ketentuan yang dapat mengakibatkan kerugian secara materiil maupun penurunan
citra perusahaan.
Kategori pelanggaran meliputi:
1. Pelanggaran
Peraturan Perusahaan,
2. Pelanggaran
Pedoman Etika dan Perilaku,
3. Penyalahgunaan
kewenangan jabatan,
4. Tindakan
yang menyebabkan hilang/berkurangnya pendapatan perusahaan,
5. Kecurangan/penggelapan/pencurian
aset-aset perusahaan,
6. Pelanggaran
dalam proses pengadaan barang dan jasa.
5. Penggunaan sistem informasi untuk menunjang pelayanan
Surabaya (12/10) – Ada yang baru dan beda di Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya, kini di Terminal Jamrud telah berdiri bangunan biru
yang mirip ‘hanggar’ pesawat terbang. Bangunan tersebut adalah gudang modern
yang berlokasi di eks. gudang 125 ini, didirikan untuk mempercepat proses
bongkar muat di pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero) tersebut.
’’Pembangunan gudang tersebut
utamanya untuk melebarkan apron (jarak dari bibir dermaga ke
gudang), yang semula berjarak 13 meter kini menjadi 20 meter sehingga
memudahkan jalannya proses bongkar muat barang di pelabuhan,’’ kata Manajer
Pelayanan Terminal Jamrud Pelindo III Cabang Tanjung Perak, Edwardnul Djohar.
Selain itu, tambah pria yang akrab dipanggil Ferry ini, pelebaran tersebut akan
memberikan tambahan ruang bagi alat-alat berat untuk melakukan aktivitas
bongkar muat. ’’Alat bongkar muat jadi lebih mudah ber-manuver,’’
imbuhnya.
Hal yang sama juga dilakukan untuk gudang
di Terminal Jamrud Utara, yaitu eks. gudang 101 yang saat ini dalam tahap
pembongkaran. Rencananya gudang 101 yang semula mempunyai jarak apron terlalu
menjorok yakni hanya 15 meter, rencananya akan diperlebar dengan jarak apron-nya
menjadi hingga 40 meter. Hal ini akan menambah ruang untuk alat bongkar muat
agar lebih leluasa.
“Alat bongkar muat seperti Harbour
Mobile Crane (HMC) yang membutuhkan space cukup luas
tidak mengalami kendala ruang lagi, dan proses bongkar muat mejadi lebih mudah
dan cepat,’’ terangnya.
Perlu diketahui gudang di Jamrud
Selatan ini mempunyai luas 4.935 meter persegi tersebut rencananya akan
digunakan untuk penumpukan barang-barang general cargo domestik.
Sedangkan, luas gudang di Jamrud Utara yang mencapai 4.920 meter persegi
dan nantinya akan diperuntukkan untuk barang-barang khusus general
cargo internasional. Kedua gudang tersebut ditargetkan masing-masing
selesai akhir tahun 2015.
Edwardnul Djohar menambahkan, bahwa
fasillitas gudang baru nantinya dilengkapi dengan sistem informasi untuk proses
penerimaan, penumpukan dan pengeluaran, atau Storage Management
System sebagai kontrol pengawasan dan pengendalian barang, dimana para
pemilik barang harus terlebih dahulu mengajukan permohonan penumpukan barang ke
Pelindo III, nantinya melalui perencanaan aplikasi Storage Management
System pihak Pelindo III akan memberikan nomor slot gudang kepada
pemilik barang, sehingga semua barang yang ada di gudang akan tertata dan
terpola. Sebelumnya, proses penumpukan proses penumpukan barang masih
berdasarkan realisasi dimana ada tempat kosong dan dirasa layak di situ barang
dapat disimpan
6. Tingkat kesehatan keuangan perusahaan
Dikutip dalam website PT. Pelabuhan Indonesia III (www.pelindo.co.id) dalam publikasi laporan keuangan perusahaan per semester I tahun 2015
bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam semester pertama tahun ini mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni tahun sebelumnya laba yang diperoleh
perusahaan sebesar Rp 1.194.015.017 pada akhir tahun dan kini pada semester I
tahun 2015 yang tepatnya pada bulan juni 2015, laba bersih perusahaan sudah
mencapai Rp 638.217.618. Bisa dikatakan hal ini sudah lebih dari 50% laba pada
tahun sebelumnya.
IDENTIFIKASI
FAKTOR
Weakness (Kelemahan)
1.
Kuantitas dan Kualitas SDM belum optimal
Perseroan menyadari peranan penting
Human Capital Development sebagai mitra strategis manajemen dalam mewujudkan
visi, misi dan tujuan usaha Perseroan. Karena itu, Perseroan
mengimplementasikan pengelolaan pengembangan sumber daya manusia yang
kompetensi (Competency Based Human Resource Management). Tahapan yang dilakukan adalah mengetahui
profil kompetensi jabatan (Job Profile), level kompetensi yang dimiliki oleh
pegawai (Employee Profile), dan gap antara Job Profile dan Employee Profile.
Alat ukur ini
disebut Behavior Symptom Test (BST) dan telah dibuat dalam bentuk aplikasi berbasis komputer yang terintegrasi dengan sistem informasi yang lain.
disebut Behavior Symptom Test (BST) dan telah dibuat dalam bentuk aplikasi berbasis komputer yang terintegrasi dengan sistem informasi yang lain.
Menyadari bahwa setiap pegawai
adalah unik dengan talenta yang berbeda-beda, maka Perseroan melakukan Talent
Mapping untuk pejabat struktural dengan kelas jabatan tertentu. Hasil mapping itu sendiri selain
digunakan untuk pengembangan pegawai yang bersangkutan, juga untuk mengetahui
konfigurasi SDM pelabuhan. Guna membentuk karyawan yang kompeten dan berkinerja
unggul, Perseroan menyelenggarakan program diklat yang bersifat meningkatkan kemampuan
teknis (hard competency) dan non teknis (soft competency).
Selain itu, Perseroan juga
menyediakan beasiswa pendidikan bagi karyawan baik di dalam dan luar negeri.
Sebagai sarana yang menjamin hubungan industrial antara manajemen PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) dengan Serikat Pegawai Pelabuhan Indonesia III maka
telah dilakukan pembaharuan perjanjian kerja bersama. PKB ini merupakan
penyempurnaan dan pembaharuan dari PKB sebelumnya yang sudah habis masa
berlakunya disesuaikan dengan perkembangan terkini dan tuntutan masa depan.
Keberadaan dari PKB ini juga bertujuan untuk menyatukan visi manajemen dan visi
serikat pekerja agar terwujud perusahaan yang lebih sehat, efisien, efektif,
produktif dan berdaya saing tinggi serta dapat mensejahterakan keseluruhan
pegawai/pekerja dan keluarganya.
2.
Struktur Organisasi Cabang
Banyaknya
petinggi di pelindo menjadi salah satu kelemahan perusahaan yang mungkin bisa
menjadi sebuah politik kepentingan bagi pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab.
3.
Budaya Kerja Organisasi
Pelindo 3 menetapkan Budaya
Perusahaan dengan tiga nilai inti utama yang menjadi pedoman bagi seluruh insan
Pelindo 3 dalam menjalankan perusahaan. Budaya Perusahaan dimaksud adalah
sebagai berikut:
- Customer Focus; Selalu mengutamakan kepuasan pelanggan
Perilaku utama dalam nilai inti
Customer Focus :
a. Melayani: Melayani pelanggan secara inovatif
sehingga memuaskan pelanggan dan tak bisa ditiru pesaing, beinteraksi dengan
ramah, santun, dan hormat serta proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan serta
keinginan pelanggan. Bila pelanggan ada keluhan, insan Pelindo 3 menanganinya
secara responsif dan profesional.
b. Tangguh: Insan Pelindo 3 bersikap tangguh baik
dalam rangka melayani maupun menangani keluhan pelanggan dengan rasa percaya
diri serta tegas dalam menjalankan sistem dan prosedur yang ada. Bersikap sabar
dalam berinteraksi, tekun dan bekerjasama dengan pelanggan sehingga kepuasan
pelanggan tercapai. Insan Pelindo 3 selalu melakukan perbaikan berkelanjutan
terhadap pelayanan yang telah dilakukan.
- Care; Terdepan dalam kepedulian kepada pemangku kepentingan dan lingkungan
Perilaku utama dalam nilai inti Care
:
a. Peka: Insan Pelindo 3 peka terhadap perubahan
keinginan pemangku kepentingan (stakeholder) dan permasalahan lingkungan
hidup, karena selalu tanggap akan situasi yang terjadi di sekitarnya. Selain
itu, insan Pelindo 3 selalu berinisiatif untuk menjadi yang terdepan dalam
kepedulian kepada pemangku kepentingan dan lingkungan melalui proses belajar
berkelanjutan.
b. Sigap: Insan Pelindo 3 selalu sigap yakni
dengan siap sedia menjalankan tugas, cekatan dalam menyelesaikan permasalahan
yang terjadi, dan tangkas dalam melakukan tindakan nyata. insan Pelindo 3 mampu
memberi solusi terkait permasalahan yang muncul baik dalam lingkungan usaha
maupun lingkungan hidup.
- Integrity; Berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi etika
Perilaku utama dalam nilai inti
Integrity :
a.
Disiplin: Insan Pelindo 3 disiplin dalam
menjalankan tugasnya karena taat aturan, jujur, adil dan terbuka, serta
konsisten baik dalam setiap ucapan maupun tindakan.
b.
Tanggung jawab: Insan
Pelindo 3 melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, baik dari segi hasil
maupun proses karena didasari sikap amanah (komitmen). Insan Pelindo 3 selalu
bersungguh-sungguh dalam bekerja menjaga nilai-nilai etika, selalu produktif
dalam setiap kegiatan serta tuntas dalam bekerja.
4.
Keterbatasan Kuantitas dan Kualitas Peralatan
Keterbataan
kuantitas dan kualitas dari peralatan yang tersedia menjadikan hal ini sebagai
salah satu kelemahan dari perusahaan.
5.
Keterbatasan Kedalaman Alur/Kolam, Panjang, Konstruksi Fasilitas, dan
Kapasitas Tambatan/Dermaga
Keterbatasan
pada kolam, konstruksi fasilitas serta dermaga masih perlu banyak perbaikan,
karena itu menjadikan faktor ini menjadi salah satu kelemahan bagi perusahaan.
LINGKUNGAN EKSTERNAL
PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)
KOMPONEN
|
WEIGHT
|
RATING
|
WEIGHT
SCORE
|
Opportunity (Peluang)
1. Perkembangan perekonomian global, nasional dan daerah
2. Perkembangan
teknologi transportasi
3. Pembangunan
terminal Multi purpose Teluk Lamong
4. Kebijakan
sistem National Single Window dan
operasional pelabuhan
5. Potensi
peningkatan pangsa pasar kegiatan usaha utama dan pendukung
6. Potensi
Hinterland Jawa Tengah dan Timur, Kalimantan Tengah dan Selatan, Bali, NTB,
dan NTT
Threats (Ancaman)
1. Meningkatnya
persaingan antar pelabuhan
2. Oligopoli/Kartel
jaringan trayek angkutan laut
3. Aliansi/Merger
MLO (Main Line Operator) global
& operator terminal global
4. Fluktuasi
harga minyak mentah dunia
5. Tingkat
inflasi
TOTAL
|
0,12
0,10
0,08
0,07
0,06
0,11
0,09
0,08
0,09
0,10
0,10
1,00
|
3
3
4
2
2
4
3
2
3
4
4
|
0,36
0,3
0,32
0,14
0,12
0,44
0,27
0,16
0,27
0,4
0,4
3,18
|
IDENTIFIKASI
FAKTOR
Opportunity (Peluang)
1. Perkembangan
perekonomian global, nasional dan daerah
2. Perkembangan teknologi transportasi
PERKEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI (Sarana Transportasi Laut)
Kapal laut
merupakan sarana yang penting di dalam aktivitas hubungan antara masyarakat
dari pulau satu dengan pulau yang lainnya. Hal ini juga menyebabkan bahwa
bangsa Indonesia mendapat julukan bangsa pelaut, karena mereka telah terbiasa
mengarungi lautan di wilayah Nusantara, bahkan telah berlayar sampai ke luar
wilayah Nusantara. Bukti-bukti
yang menunjukan bahwa bangsa Indonesia telah memanfaatkan kapal-kapal sebagai
sarana penting dalam transportasi laut, seperti yang tergambar pada
relief-relief Candi Borobudur dalam bentuk perahu bercadik yang telah mampu
berlayar hingga jauh sampai ke Pulau Madagaskar (Afrika). Juga pembuatan kapal
phinisi yang dilakukan oleh bangsa Bugis di Sulawesi Selatan.
Teknologi pembuatan
kapal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah mendapat
pengaruh asing. Dari para pelaut asing itulah bangsa Indonesia memperoleh
tambahan pengetahual teknologinavigasi dan pelayaran, hingga akhirnya Indonesia
memiliki industry kapal yang modern. Industri
perkapalan di Indonesia berawal dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal.
Kemudian bengkel itu berkembang menjadi industry yang merancang dan membangun
kapal sebagai sarana transportai laut, dan dioperasikan oleh PT. Pelayaran Laut
Nasional Indonesia (PT.Pelni). Industri
kapal Indonesia dimotori oleh PT. PAL Indonesia. Perusahaan ini merupakan
sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pendirian perusahaan kapal masa
pemerintahan Hindia Belanda. Ide pendirian bengkel reparasi kapal laut ini
dimunculkan oleh Gubernur jendral Hindia Belanda V.D. Capellen.
Nama perusahaan itu adalah NV.Nederlandsch Indische Industrie.
Perkembangan sistem
transportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi
kapal angkut penumpang, yaitu kapal Palindo Jaya 500. Kapal tersebut
diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk
menunjang sarana transportasi laut yang lebih cepat dan aman.
3. Pembangunan terminal Multi
purpose Teluk Lamong
Pada 2015, kegiatan di Pelabuhan Tanjung Perak juga
ditopang oleh kehadiran Terminal Pelabuhan Teluk Lamong yang merupakan salah
satu terminal pelabuhan tercanggih di dunia di mana seluruh sistem operasinya
otomatis dan menggunakan komputer. Direncanakan antara Pelabuhan Tanjung Perak
dan Terminal Pelabuhan Teluk Lamong akan dihubungkan dengan sistem monorel
petikemas pertama di dunia.
Surabaya (16/10) –
Inovasi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III untuk menekan
biaya logistik nasional diwujudkan melalui pembangunan Terminal Teluk Lamong
sebagai anak perusahaan dengan konsep terminal semi-otomatis dan ramah
lingkungan. Terminal yang telah beroperasi sejak tahun 2014 tersebut merupakan
solusi terbaik untuk memecah kepadatan arus barang di wilayah Pelabuhan Tanjung
Perak.
Terminal Teluk Lamong dilengkapi
dengan peralatan modern semi-otomatis sehingga menjanjikan keamanan, kecepatan
serta ketepatan waktu bagi pengguna jasa. Kapal-kapal internasional bermuatan
besar dapat sandar di Terminal Teluk Lamong karena kedalaman dermaganya
mencapai -14 meter LWS. Juga telah dilakukan revitalisasi Alur Pelayaran Barat
Surabaya, dengan lebar alur menjadi 150 meter, kedalaman menjadi 13 mLWS pada
tahap pertama, sehingga kapal tujuan Indonesia tidak perlu lagi singgah ke
Singapura.
Komitmen Pelindo III untuk memberikan
yang terbaik bagi negeri semakin diperkuat dengan hadirnya Terminal Teluk
Lamong. Pengiriman barang yang semakin efisien membuat harga logistic menjadi
murah dan terjangkau oleh masyarakat. Bukan hanya itu, peran Pelindo III
semakin diperhitungkan dimata dunia dengan masuknya kapal – kapal internasional
yang dilayani secara maksimal di Terminal Teluk Lamong.(Sumber: www.pelindo.co.id)
4. Kebijakan sistem National
Single Window dan operasional pelabuhan
Dikutip dalam Indonesia National Single Window (http://www.insw.go.id/) bahwa Konsepsi National Single Window merupakan proses customs release and clearance of cargoes
melibatkan banyak instansi terkait, sehingga salah satu faktor kunci
adalah tersedianya portal yang memungkinkanterjadinya pertukaran data dan
informasi, dimana masing-masing instansi akan menyediakan dan mengakses
informasi yang dibutuhkan. Untuk pertukaran data tersebut diperlukan integrasi
antar sistem dari masing-masing instansi yang terkait dengan Portal NSW. Integrasi
antar sistem tersebut juga diperlukan untuk merealisasikan prinsip single point of data submission, data
processing, and decision making for customs release and clearance of cargoes,
yaitu dalam bentuk penyediaan “repositori” tunggal secara virtual, dimana
setiap pihak yang terlibat dapat mengambil, memproses, dan mengembalikan (update) pekerjaan yang menjadi bagian
masing-masing dari repositori tersebut.
Portal NSW
merupakan sistem yang akan melakukan integrasi informasi berkaitan dengan
proses customs release and clearance of
cargoes, yang menjamin keamanan data dan informasi serta memadukan alur dan
proses informasi antar sistem internal secara otomatis, yang meliputi sistem
kepabeanan, perijinan, kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan sistem lain yang
terkait dengan proses customs clearance
and release of cargoes. Melalui Portal NSW, Pengguna jasa diharapkan cukup
mengakses 1 sistem yaitu Portal NSW dalam penyelesaian seluruh persyaratan
ekspor dan impor.
5. Potensi peningkatan pangsa pasar kegiatan usaha utama dan
pendukung
Potensi Hinterland Jawa Tengah dan Timur, Kalimantan
Tengah dan Selatan, Bali, NTB, dan NTT
Cilacap (08/5)
– Tercatat di bulan April 2015, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Intan menunjukkan peningkatan kinerja pelayanan usaha bongkar muat
(stevedoring) yang cukup signifikan. Realisasi kinerja bongkar muat khususnya
bongkar curah kering di bulan April tahun 2015 meningkat 72,93 persen dibanding
periode yang sama di tahun 2014. Hal
ini disampaikan oleh General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Cabang Tanjung Intan, Djumadi saat ditemui di sela-sela aktivitasnya, “Kinerja
bongkar muat curah kering ke dalam maupun luar negeri di bulan April 2015
tercatat 5.757 T/S/D (Ton/Ship/Day) atau meningkat 72,93 persen dibanding
periode yang sama di tahun 2014 yang terealisasi sebesar 3.329 T/S/D”,
ujarnya.
Sedangkan
realisasi kinerja dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2015 meningkat
sebesar 42,72 persen yang tercapai sebesar 5.280,75 T/S/D dibandingkan tahun
2014 yang hanya tercapai sebesar 3.700,07 T/S/D. Hal ini disebabkan kegiatan
bongkar dilakukan dengan system kerja full gang, koordinasi secara aktif
melalui mekanisme pra-meeting operasional dan monitoring secara terus menerus
terkait kesiapan pelaksanaan kegiatan bongkar muatnya yang ditangani secara
full handling oleh Pelabuhan Tanjung Intan, termasuk kesiapan sumber daya,
maupun alat/peralatan penunjangnya. “Peningkatan ini juga ditunjang penggunaan
grab kapasitas 15 ton serta adanya kesiapan armada trucking”, tambah Djumadi. Lebih lanjut Djumadi menyampaikan bahwa
seiring dengan adanya pembangunan proyek PLTU Bunton yang menggunakan bahan
baku curah kering batubara. Dengan meningkatnya kebutuhan pasokan batubara maka
volume bongkar batu bara di Pelabuhan Tanjung Intan juga semakin meningkat.
“Volume pelayanan usaha bongkar muat bulan April 2015 tercapai sebesar 258.354
Ton dan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 mengalami
peningkatan sebesar 23,54 persen yang terealisasi sebesar 209.126 Ton,”
imbuhnya.
Senada
dengan yang disampaikan oleh Supervisor Perencanaan dan Administrasi Terminal,
Mismanto, menambahkan bahwa kenaikan ini sejalan dengan pangsa pasar bongkar
muat yang semakin meningkat sampai dengan April 2015. “Pangsa bongkar muat dari
Januari sampai dengan bulan April 2015 baik di dermaga umum atau khusus
meningkat sebesar 5,8 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk pangsa pasar bongkar muat di bulan April 2015 naik 18,46 persen
dibanding periode yang sama di tahun 2014, “ ujar Mismanto.
IDENTIFIKASI
FAKTOR
Threats (Ancaman)
1.
Meningkatnya persaingan antar pelabuhan
Dikutip dalam rancangan peraturan menteri perhubungan tentang rencana
induk pelabuhan nasional pada http://www.slideshare.net/IndonesiaInfrastructure/rancangan-peraturan-menteri-perhubungan-tentang-rencana-induk-pelabuhan-nasional bahwa persaingan antar pelabuhan kian marak dan
menjadikan dibentuknya peraturan-peraturan yang ada dalam kebijakan pelabuhan
nasional.
2.
Oligopoli/Kartel jaringan trayek
angkutan laut
Dikutip dalam
sebuah artikel di https://sekartrisakti.wordpress.com/
bahwa kartel mempengaruhi usaha trayek angkutan laut. Adapun yang mendorong pendirian
kartel adalah persaingan keras di pasar. Untuk menghindari persaingan fatal
ini, anggota kartel setuju menentukan harga bersama, mengatur produksi, bahkan
menentukan secara bersama potongan harga, promosi, dan syarat-syarat penjualan
lain. Biasanya, harga yang dipasang kartel adalah jauh lebih tinggi daripada
harga yang terjadi kalau tidak ada kartel. Adanya kartel juga bisa melindungi
perusahaan yang tidak efisien, yang bisa hancur bila tidak masuk kartel. Dengan
demikian, ada beberapa persyaratan untuk mendirikan kartel. Pertama,
semua produsen besar dalam satu industri masuk menjadi anggota. Ini supaya
terdapat kepastian bahwa kartel benar-benar kuat. Kedua, semua anggota
harus taat melakukan apa yang diputuskan bersama. Ketiga, jumlah
permintaan terhadap produk mereka terus meningkat. Kalau permintaan turun,
kartel kurang efektif, karena makin sulit mempertahankan tingkat harga yang
berlaku. Keempat, sulit bagi pendatang baru untuk masuk dalam
pasar bersangkutan.
3.
Aliansi/Merger MLO (Main Line Operator) global &
operator terminal global
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., hari ini Selasa (3/3) menandatangani
“Nota Kesepahaman Korporasi” untuk meningkatkan sinergi kedua BUMN, serta untuk
mendukung kelancaran kegiatan bisnis Pelindo III yang menangani kepelabuhanan,
yang wilayahnya meliputi hingga tujuh provinsi di Indonesia. Nota Kesepahaman tersebut meliputi
pemanfaatan layanan Garuda Indonesia Group berupa ; kerjasama penyediaan jasa
angkutan udara dengan harga khusus bagi pegawai dan keluarga Pelindo III dan
afiliasinya, penempatan infrastruktur sistem reservasi (Corporate Online Sales)
di Pelindo III, kerjasama bidang teknologi informasi (IT) yang disiapkan oleh
Garuda Group berupa implementasi aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning),
keanggotaan Garuda Miles bagi pegawai Pelindo dan afiliasinya, serta kerjasama bidang
lainnya. Nota
Kesepahaman Korporasi tersebut ditandatangani secara bersama-sama oleh Direktur
Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto dan Direktur Utama Garuda Indonesia, M. Arif
Wibowo di Auditorium Garuda City Center, Cengkareng.
Direktur Utama Pelindo III, Djarwo
Surjanto mengatakan bahwa sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara
Pelindo III dengan Garuda Indonesia ini merupakan langkah strategis guna
mengoptimalkan pemanfaatan potensi bisnis keduanya, dengan prinsip saling
menguntungkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. "Pelindo
III kini mengelola 43 pelabuhan di Indonesia dan mulai melebarkan bisnis usaha
lainnya seperti perkapalan, energi, logistik dan properti. Dukungan penyediaan
jasa transportasi udara dari maskapai terbaik dan kebanggaan bangsa ini akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perseroan," ungkap Djarwo. Sementara itu Direktur Utama Garuda
Indonesia, M. Arif Wibowo mengatakan bahwa melalui kerja sama tersebut, Garuda
Indonesia akan menjadi maskapai resmi bagi perjalanan dinas guna menunjang
kelancaran operasional seluruh pegawai Kantor Pusat dan Kantor Cabang Pelindo
III serta anak perusahaan dan afiliasinya.
"Kerja sama ini juga akan
membantu program efisiensi Pelindo III secara jangka panjang mengingat melalui
kerjasama ini Garuda Indonesia akan memberikan potongan harga khusus dan
layanan prioritas lainnya bagi seluruh pegawai Pelindo III dan afiliasinya
serta keluarga. Melalui kerjasama ini, seluruh pegawai Pelindo III dan
afiliasinya, nantinya juga akan menjadi anggota frequent flyer Garuda Miles,
untuk menjamin ketersediaan kursi dan jaminan prioritas dan benefit lainnya
bagi mereka”. Tambah Arif. Selain itu, sinergi antar kedua BUMN ini juga akan
dapat meng-optimalkan kinerja kedua BUMN, dan diharapkan dapat menjadi model
bagi pengembangan sinergi BUMN lainnya. Saat ini Pelindo III gencar melakukan
investasi dengan sejumlah flagship project seperti Terminal Teluk Lamong, Java
Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) serta project bisnis lainnya dengan
dukungan layanan bintang lima maskapai Garuda Indonesia.
4.
Fluktuasi harga minyak mentah dunia
TEMPO.CO, Jakarta
- Harga minyak mentah dunia memperpanjang kerugian mereka pada Senin (Selasa
pagi WIB, 15 September 2015), tertekan oleh berlanjutnya kekhawatiran tentang
kelebihan pasokan global ketika OPEC menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan
untuk tahun depan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 63 sen menjadi berakhir di 44,00 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, patokan global untuk minyak mentah, jatuh menjadi menetap di 46,37 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,77 dari penutupan Jumat lalu.
Kedua kontrak utama telah jatuh pada Jumat (4 September 2015), menutup kerugian mingguan sekitar tiga persen. Kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global, yang telah melebihi permintaan, mendorong harga minyak mentah turun lebih dari setengahnya sejak Juni 2014. Pada Senin (14 September 2015), Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada 2016 karena pasar-pasar negara berkembang, motor ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir, berjuang dengan melambatnya pertumbuhan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 63 sen menjadi berakhir di 44,00 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, patokan global untuk minyak mentah, jatuh menjadi menetap di 46,37 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,77 dari penutupan Jumat lalu.
Kedua kontrak utama telah jatuh pada Jumat (4 September 2015), menutup kerugian mingguan sekitar tiga persen. Kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global, yang telah melebihi permintaan, mendorong harga minyak mentah turun lebih dari setengahnya sejak Juni 2014. Pada Senin (14 September 2015), Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada 2016 karena pasar-pasar negara berkembang, motor ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir, berjuang dengan melambatnya pertumbuhan.
5.
Tingkat inflasi
Dikutip dari wesite Bank Indonesia bahwa tingkat
inflasi sangat berfluktuasi, hal ini menjadi ancaman bagi perusahaan, dan
perusahaan dapat selalu mempertimbangkannya dalam mengambil keputusan.
Perhitungan Weight Score per
masing-masing komponen:
Strength (Kekuatan) :
Weakness (Kelemahan) : 1,46
Opportunity (Peluang) :
Threats (Ancaman) : 1,50
Matriks INTERNAL-EKSTERNAL (IE)
PT.
PELABUHAN INDONESIA III (Persero)
|
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
4,0 3,0 2,0 1,0
Tinggi
3,0-4,0
3,0
3,0
Sedang
2,0-2,99
2,0
Rendah
1,0-1,99
1,0
Kesimpulan:
Dalam analisis
pengamatan lingkungan PT. PELABUHAN INDONESIA III (Persero) yang saya buat,
terdapat enam kekuatan dan lima kelemahan pada lingkungan internal perusahaan
serta terdapat enam peluang dan lima ancaman pada lingkungan eksternal
perusahaan.
Pada hasil
perhitungan Weight Score ditemukan:
skor kekuatan > kelemahan; skor peluang > ancaman
Maka, perusahaan
menggunakan SO Strategy, yakni perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan internal
yang ada pada perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari peluang-peluang yang
ada pada lingkungan eksternal perusahaan. Selanjutnya posisi perusahaan ada
dalam sisi Growth, yakni perusahaan
sedang dalam tahap tumbuh dimana perusahaan mampu untuk terus mengembangkan
usahanya agar tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar