Jumat, 12 Februari 2016

CSR BISNI INTERNASIONAL



ULASAN SINGKAT TERKAIT ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM BISNIS INTERNASIONAL
            Kita mendefinisikan etika (ethics) sebagai keyakinan pribadi individu mengenai apakah suatu keputusan, perilaku, atau tindakan adalah sesuatu hal yang benar atau salah. Lebih jauh, meskipun etika didefinisikan dalam konteks keyakinan individual, konsep perilaku etis (ethical behavior) biasanya merujuk pada perilaku yang sesuai dengan norma sosial yang biasanya diterima. Perilaku tidak etis (unethical behavior), kemudian, adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang biasanya diterima.
            Etika seorang individu ditentukan oleh gabungan beberapa faktor. Orang mulai membentuk kerangka etis di masa kanak-kanak sebagai respons terhadap persepsi mereka terhadap perilaku orang tua atau orang dewasa lainnya yang berhubungan dengan mereka. Seiring anak-anak tumbuh dan memasuki sekolah, mereka dipengaruhi oleh teman sebaya yang berinteraksi dengan mereka di kelas atau di tempat bermain. Kejadian sehari-hari memaksa pelakunya mengambil keputusan moral. Nilai-nilai seseorang juga memengaruhi standar etika.
            Etika terdapat dalam individu, tetapi banyak bisnis tetap berusaha keras untuk mengelola perilaku etis dari manajer dan karyawan mereka dengan secara jelas menetapkan fakta bahwa mereka mengharapkan untuk terlibat dalam perilaku etis. Mereka juga ingin mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghilangkan ambiguitas sebanyak mungkin mengenai apa yang dipandang perusahaan sebagai perilaku etis versus tidak etis. Cara yang paling umum untuk melakukannya adalah melalui penggunaan pedoman atau kode etika, pelatihan etika, serta praktik organisasi dan budaya perusahan.







Etika dalam bisnis berhubungan dengan manajer secara individual dan karyawan lain serta keputusan dan perilaku mereka. Organisasi itu sendiri tidak mempunyai etika, tetapi dapat berhubunghan dengan lingkungan mereka dengan cara yang sering melibatkan dilema etis dan keputusan oleh individu-individu dalam organisasi tersebut. Situasi ini biasanya dirujuk dalam konteks tanggung jawab sosial organisasi. Secara spesifik, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-CSR) adalah serangkaian tanggung jawab yang dilakukan perusahaan untuk melindungi dan mengangkat masyarakat di mana mereka berfungsi.























PEMBAHASAN PERTANYAAN DISKUSI

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-11
Meskipun orang dari budaya yang sama kemungkinan memiliki pandangan serupa mengenai apa yang dianggap perilaku etis versus tidak etis, faktor-faktor apa saja yang membuat adanya perbedaan dalam suatu budaya?
ü  Orang-orang dari konteks budaya yang sama kemungkinan mempunyai keyakinan serupa-tetapi tidak selalu identik-mengenai apa yang merupakan perilaku etis dan tidak etis. Etika seorang individu ditentukan oleh gabungan beberapa faktor. Nilai-nilai etis sangat dipengaruhi oleh budaya dan adat kebiasaan nasional. Nilai (value) adalah hal-hal yang dirasa penting oleh seseorang, yang seringkali berpusat pada hal-hal seperti waktu, usia, pendidikan, dan status. Budaya mempunyai dampak langsung pada sistem nilai dari anggota budaya tersebut. Nilai pada gilirannya akan memengaruhi bagaimana individu  mendefinisikan perilaku etis versus tidak etis.
Faktor-faktor yang membuat adanya perbedaan pandangan seorang individu dalam suatu budaya mengenai perilaku etis versus tidak etis:
1.      Faktor Adat Istiadat adalah nilai tidak bersifat universal artinya tidak untuk setiap masyarakat/kelompok menerima nilai tersebut, sehingga nilai antara suatu daerah dengan daerah lainya berbeda.
2.      Faktor Agama adalah faktor yg paling mempengaruhi norma dan nilai, karena di setiap agama berbeda pantangan dan ibadahnya.
3.      Faktor Lingkungan adalah faktor yang berperan dalam pembedaan nilai dan norma setiap daerah masing-masing.
4.      Faktor Kebiasaan adalah faktor yang dipengaruhi oleh sering tidaknya orang itu melaksanakan suatu kebiasaan.
5.      Faktor Budaya adalah budaya di suatu masyarakat/kelompok berbeda-beda, begitu juga norma dan nilai di dalam suatu masyarakat berbeda-beda.
6.      Faktor Suku adalah terdapatnya beragam suku yang membuat budaya dari setiap individu akan beragam pula.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-12
Apakah kita dapat mendeskripsikan seseorang sebagai “tidak beretika”?  Mengapa ya atau mengapa tidak?
ü  Menurut kelompok kami iya, setiap orang bisa dikatakan tidak beretika karena setiap orang  cara memandangnya itu berbeda-beda dan Etika merupakan hukum sosial,hukum yang mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia, bila mana seseorang atau pribadi yang beretika pastinya dia memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan dan pasti tidak mungkin melakukan hal yang buruk yang nantinya akan mencerminkan pribadinya tersebut menjadi tidak beretika. Hal ini karena pada dasarnya setiap tingkah laku manusia merupakan cerminan kepribadian seseorang itu. Baik buruknya tingkah laku merupakan manifesto dirinya sendiri. Sehingga sangat sulit untuk mendeskripsikan tingkah laku seseorang atau masyarakat.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-13
Orang dari negara manakah yang kemungkinan mempunyai keyakinan etis yang sama dengan orang dari Inggris? Mengapa?
ü  Inggris yang merupakan bagian dari Eropa memiliki masyarakat yang mempunyai isu etis yang kemungkinan berhubungan dengan konflik kepentingan. Negara Amerika Utara pun mempunyai kemungkinan sama dengan Eropa. Konflik kepentingan terjadi ketika sebuah keputusan berpotensi menguntungkan individu dengan kemungkinan untuk merugikan organisasi. Persepsi etis dari pentingnya konflik kepentingan bervariasi dari satu budaya ke budaya lain. Sebagai contoh pemasok yang menawarkan hadiah kepada karyawan perusahaan. Beberapa perusahaan percaya bahwa hadiah dapat menciptakan konflik kepentingan. Mereka khawatir bahwa karyawan tersebut akan mulai mendahulukan pemasok yang menawarkan hadiah yang terbaik, dibandingkan dengan pemasok yang produknya terbaik bagi perusahaan. Untuk mencegah bahaya seperti ini, banyak perusahaan mempunyai kebijakan yang melarang pembeli mereka untuk menerima hadiah dari pemasok.  Norma budaya yang terdefinisi dengan baik akan menentukan tingkat dan kelayakan hadiah tersebut untuk dipertukarkan oleh para pelaku bisnis, yang tergantung pada sifat hubungan bisnis, panjangnya hubungan, dan jumlah transaksi bisnis. Namun, penentuan hadiah yang sesuai berdasarkan jumlah transaksi bisnis adalah jenis perilaku yang menimbulkan kecurigaan adanya konflik kepentingan di banyak perusahaan Amerika Utara dan Eropa.
Namun, paada 2010 pemerintah Inggris mengeluarkan Undang-Undang Penyuapan (Bribery Act), yang berlaku untuk tindakan korupsi yang dilakukan di mana pun oleh perusahaan yang mempunyai keberadaan bisnis di Inggris. Dalam berbagai cara, hukum Inggris ini lebih ekstensif dan komprehensif dibandingkan FCPA. Seperti halnya FCPA, undang-undang ini berlaku untuk transaksi yang melibatkan pejabat pemerintah. Tidak seperti FCPA, Bribery Act juga berlaku untuk transaksi antara dua bisnis dan melarang pembayaran fasilitas.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-14
Dalam keadaan seperti apa kode etik paling efektif dan paling tidak efektif?
ü  Kode etik dianggap paling efektif dalam keadaan di mana sebuah perusahaan mampu untuk memerinci bagaimana karyawan harus memperlakukan pemasok, pelanggan, pesaing, dan pemangku kepentingan lainnya. Adanya kode etik saja tidak dapat memastikan perilaku etis dari sumber daya manusia di sebuah perusahaan, kode etik harus didukung oleh praktik organisasi dan budaya perusahaan. Sebuah perusahaan multinasional harus mengambil keputusan apakah akan menetapkan satu kode yang digunakan untuk semua unit globalnya atau untuk menyesuaikan masing-masing kode dengan konteks lokalnya.
Kode etik dianggap paling tidak efektif dalam keadaan di mana ketika muncul permasalahan dan kode etik tidak dihormati adanya. Dalam sebuah kebodohan klasik, dewan direksi Enron pernah dihadapkan dengan ventura yang berpotensi menggiurkan yang bertentangan dengan kode etik perusahaan. Jadi, yang dilakukan dewan tersebut mereka memungut suara untuk mengesampingkan kode etik, menyetujui ventura bisnis, kemudian mengubah kode etik tersebut. Pada kondisi seperti ini, adanya kode etik menjadi tidak efektif lagi yang dikarenakan sumber daya manusianya yang tidak menghormati adanya.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-15
Apa pendapat Anda yang paling mungkin terjadi jika perilaku dan keputusan etis dari sebuah tim baru manajer puncak dari sebuah perusahaan tidak konsisten dengan budaya perusahaan yang telah lama berakar dalam perusahaan?
ü  Menurut kelompok kami, hal yang mungkin terjadi adalah ketidakmampuan beradaptasi para karyawan lama dalam rentang waktu yang singkat, bisa pula mereka akan bekerja tidak secara optimal dikarenakan telah mengakar dengan budaya perusahaan yang sebelumnya. Namun, tidak menutup kemungkinan jika seluruh karyawannya juga dapat menerima dengan cepat adanya sebuah perubahan yang dilakukan oleh tim baru manajer puncak, semua tergantung bagaimana cara tim baru manajer puncak dalam mengenalkan perilaku dan keputusan etis yang dianggap lebih baik dari penerapan sebelumnya.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-16
Apakah menurut Anda tanggung jawab sosial untuk sebuah MNC merupakan sesuatu yang paling baik dikelola secara lokal atau paling baik dikelola secara global?
ü  Menurut kelompok kami, tanggung jawab sosial untuk MNC alangkah baiknya jika dikelola secara global, karena  perusahaan yang telah beroperasi di lingkungan global harus menyesuaikan CSR dari setiap negara yang bervariasi. Dimana perusahaan harus memerhatikan dan menyeimbangkan tiga tujuan dalam merumuskan dan menerapkan strategi dan keputusan seperti gagasan triple bottom line yakni:
·         Memenuhi misi ekonomi mereka, menghasilkan laba bagi pemegang saham mereka serta menciptakan nilai untuk pemangku kepentingan mereka;
·         Melindungi lingkungan;
·         Mengangkat kesejahteraan umum masyarakat.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-17
Apakah bisnis multinasional pernah melakukan hal-hal yang bertanggung jawab secara sosial yang jelas-jelas tidak mempunyai manfaat apapun bagi diri mereka sendiri?
ü  Pernah. Bertanggungjawab secara sosial dilakukan agar citra perusahaan dimata masyarakat baik. Dengan citra yang baik ini akan membuat perusahaannya dilirik masyarakat dan dengan sendirinya masyarakat (konsumen) akan tergerak untuk membeli produk yang ditawarkan perusahaan tersebut. Konteks tanggung jawab sosial (CSR) dalam hal ini ada kewajiban bertanggungjawab atas perintah UU dan memperbaiki atau sebaliknya memberi ganti rugi atas kerusakan apapun yang telah ditimbulkan perusahaan. Tanggung jawab sosial berada pada rantai moral sehingga posisinya tidak sama dengan hukum. Sebagian besar perusahaan multinasional mendirikan perusahaannya dibanyak negara. Agar perusahaannya mampu diterima di masyarakat setempat maka CSR merupakan jembatan yang mampu mengantarkannya.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-18
Apa saja bahaya atau jebakan yang mungkin dijumpai jika sebuah bisnis internasional berusaha untuk bertanggung jawab secara sosial, tetapi hanya dalam cara yang memberikan manfaat pada profitabilitasnya?
ü  Bisnis internasional yang berusaha bertanggung jawab secara sosial namun hanya mengedepankan manfaat pada profit saja akan mendapat sirine bahaya antara lain perusahaan akan dianggap tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya oleh masyarakat, dan masyarakat pun akan enggan ketika perusahaan membutuhkan dukungan dari masyarakat terkait kegiatan atau pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan, keberadaan perusahaan tersebut pun bisa dibilang tidak akan diterima oleh masyarakat di sekitarnya. Selain bahaya, jebakan pun tidak luput akan mengancam bisnis internasional dari sebuah perusahaan di mana pesaing akan mudah mendahului untuk  mengambil simpati dari masyarakat dalam program sosialnya, dengan begitu hal tersebut juga akan berpengaruh kepada profit perusahaan yang hanya melakukan program sosial sekedarnya saja dan hanya mengedepankan manfaat untuk profitabilitas perusahaannya saja.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-19
Dalam keadaan seperti apa, jika ada, Anda dapat melihat diri Anda sendiri sebagai seorang whistle-blower? Dalam keadaan seperti apa, jika ada, Anda tetap diam terhadap tindakan ilegal yang dilakukan oleh pemberi kerja Anda?
ü  Keadaan saat kami sebagai sorang whistle-blower, ketika kami dihadapkan dalam keadaan di mana kami mengetahui adanya tindakan ilegal dalam organisasi tempat kami bekerja.
Biasaya seorang wistle-blowing memiliki sikap tanggung jawab yang tinggi, jadi saat orang tersebut mengetahui tindakan-tindakan ilegal dalam perusahaan tempatnya bekerja, mereka cenderung melaporkan tindakan tersebut kepada atasannya. Namun jika mereka tidak mendapatkan respon, mereka akan menginformasikannya kepada manajer yang lebih tinggi atau komite etika. Orang-orang yang tidak mampu menjaga rahasia atau membongkar aib perusahaan inilah yang disebut whistle-blowing.
Keadaan saat kami tetap diam terhadap tindakan ilegal oleh perusahaan (pemberi kerja), dalam keadaan di mana jika atasan perusahaan kami menyuruh untuk mengabaikan masalah terkait tindakan ilegal tersebut dan menyuruh kami untuk tetap diam dan tidak angkat bicara tentang hal tersebut atau ancaman terberat yakni kami akan diberhentikan dari pekerjaan kami.






§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-20
Apakah menurut Anda harus terdapat lebih banyak atau lebih sedikit usaha untuk meregulasi etika dan tanggung jawab sosial internasional? Mengapa?
ü  Pengertian regulasi adalah peraturan. Telah terdapat banyak usaha untuk meregulasi perilaku bisnis internasional yang etis dan bertanggung  jawab secara sosial. Lima contoh ilustratifnya adalah Foreign Corrupt Practices Act, Undang-Undang Penyuapan (Bribery Act), Alien Tort Claims Act, Konvensi Anti-Suap dari Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Anti-Bribery Convention of the Organization for Economic Cooperation and Developmen), dan Organisasi Buruh Internasional (International Labor Organization).
Menurut  kami memang  harus terdapat lebih banyak perusahaan yang melakukan regulasi etika dan tanggung jawab sosial  internasional karena merupakan salah satu bukti yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengekang adanya penyuapan di dalam praktik usaha perusahaannya. Banyak perjanjian internasional yang ada untuk mengatuir, mengawasi, dan mempromosikan praktik bisnis yang etis.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-21
Dua konsorsium terkemuka dari peretail pakaian Amerika Utara dan Eropa, Aliansi untuk Kesehatan Pekerja Bangladesh dan Kesepakatan pada Kebakaran dan Keselamatan Bangunan di Bangladesh, telah berjanji untuk memberikan $100 juta dalam bentuk pinjaman murah kepada para pemilik pabrik di Bangladesh untuk meningkatkan standar keselamatan dan $42 juta untuk mendanai inspeksi keselamatan pekerja. Apakah menurut Anda para peritel Barat ini mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pendanaan ini, ataukah tanggung jawab untuk memastikan kondisi kerja yang aman terletak pada pemilik pabrik dari mana mereka membeli pakaian tersebut?
ü  Pengertian dari konsorsium adalah kerjasama dalam masa tertentu sejumlah negara yang kuat ekonominya, bersatunya bank-bank besar dan sebagainya untuk tujuan tertentu.
Menurut kami peritel barat ini mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pendanaan ini dikarenakan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial internasional. Di mana saat pendanaan ini dilakukan, pihak peretail barat ini juga diuntungkan karena pasokan pakaian untuk negaranya dari Bangladesh akan terus terjamin. Namun, saat pendanaan ini telah diterima, maka tanggung jawab untuk memastikan kondisi kerja yang aman terletak pada pemilik pabrik di Bangladesh itu sendiri.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-22
Apakah etika pemberian hadiah berbeda antara budaya konteks tinggi dan konteks rendah?
ü  Iya berbeda. Biasanya seseorang menemukan bahwa dalam budaya konteks tinggi, kolektivitis, dan menghormati kekuasaan, pertukaran hadiah adalah bagian yang lebih penting dari cara melakukan bisnis dibandingkan budaya konteks rendah, individualistis, dan toleran terhadap kekuasaan.

§  Pembahasan Pertanyaan Diskusi 5-23
Pertimbangkan skenario berikut ini.
·         Untuk membantu penjualan produk Anda di pasar asing tertentu, Anda disarankan agar membayar komisi sebesar 10 persen kepada “makelar” yang mempunyai akses ke pejabat pemerintah tingkat tinggi di pasar tersebut, Anda menduga, tetapi tidak mengetahui, bahwa makelar tersebut akan membagi komisinya dengan pejabat pemerintah yang memutuskan barang mana yang akan dibeli. Haruskah Anda melakukannya? Apakah ada bedanya jika pesaing Anda secara rutin membayar komisi serupa?
·         Anda mempunyai klien lama di sebuah negara yang menerapkan pengendalian valuta asing. Klien tersebut meminta Anda untuk menaikkan tagihan Anda sebesar 25 persen. Sebagai contoh, Anda akan mengirimkan kepada klien tersebut barang senilai $100.000, tetapi menagih senilai $125.000. Atas dasar tagihan Anda, klien tersebut akan mendapatkan $125.000 dari bank sentral negara tersebut. Klien tersebut kemudian akan membayar Anda $100.000 dan menyuruh Anda memasukkan $25.000 sisanya dalam sebuah rekening bank Swiss dalam nama klien tersebut. Haruskah Anda melakukannya? Apakah ada bedanya jika klien Anda adalah anggota minoritas yang secara politik tidak populer dan mungkin harus melarikan diri dari negara tersebut sewaktu-waktu?
ü  Pendapat kami terkait skenario dalam pertanyaan.
·         Perbedaan dalam praktik bisnis lintas negara menciptakan kompleksitas etis yang lebih besar bagi perusahaan dan karyawan mereka. Di sejumlah negara dengan penyuapan kecil dan pembayaran sampingan merupakan bagian yang normal dan menjadi kebiasaan dalam melakukan bisnis; perusahaan asing sering mengikuti adat kebiasaan lokal tanpa memandang apa yang dianggap sebagai praktik yang etis di negara asalnya. Praktik organisasi dan budaya perusahaan juga berkontribusi terhadap manajemen perilaku etis. Jika pemimpin puncak dalam sebuah perusahaan berperilaku dengan cara etis dan pelanggaran standar etika ditangani secara langsung dan tepat, maka setiap orang dalam organisasi akan memahami bahwa perusahaan mengharapkan mereka berperilaku dengan cara etis-untuk mengambil keputusan etis dan melakukan hal yang benar. Namun, jika pemimpin puncak tampil untuk membebaskan diri dari standar etika atau memilih untuk mengabaikan atau merendahkan perilaku tidak etis, maka pesan yang berlawanan sedang dikirimkan-bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang tidak etis jika mereka dapat menyembunyikannya. Terdapat satu survei terkini yang menemukan sesuatu yang menarik mengenai bagaimana praktik tersebut diterapkan di berbagai negara. Survei tersebut secara spesifik berfokus pada sejauh mana penyuapan pejabat dapat diterima ketika melakukan bisnis di luar negeri. Survei ini menemukan bahwa perusahaan Rusia, Cina, Taiwan, dan Korea Selatan menganggap penyuapan relatif dapat diterima. Di antara negara-negara yang menganggap penyuapan adalah sesuatu yang tidak dapat diterima adalah Australia, Swedia, Swiss, Austria, dan Kanada. Italia, jepang, dan Amerika Serikat berada di antara kedua ekstrem tersebut.
Jika dalam konteks ini, di negara tersebut menganggap membayar komisi merupakan tindakan yang legal, maka kami akan menyetujui pembayaran komisi tersebut demi lancarnya penjualan produk kami di negara tersebut. Tidak ada bedanya dengan pesaing yang juga melakukan transaksi pembayaran komisi tersebut, karena mungkin ini merupakan salah satu teknis yang digunakan dalam pasar persaingan terlebih di pasar asing yang notabene budayanya berbeda dengan budaya negara kita sendiri.
·         Sebaiknya tidak melakukan hal tersebut, apalagi kalau kelompok tersebut merupakan kelompok minoritas politik  yang sewaktu-waktu dapat melarikan diri ke negara lain. Selain itu juga dapat membuat kita rugi karena kita harus mengirim uang lebih ke rekening pribadi mereka


2.3 PEMBAHASAN MEMBANGUN KETERAMPILAN GLOBAL
Identifikasi sebuah industri yang menarik bagi Anda secara pribadi dan yang mempunyai sejumlah MNC besar. Contoh potensialnya adalah energi, mobil, dan elektronik konsumen. Kunjungi situs dari ketiga perusahaan dalam industri itu dan pelajari sebanyak mungkin mengenai sikap mereka terhadap perilaku etis dan tanggung jawab sosial.
Identifikasi persamaan dan perbedaan di antara ketiga perusahaan tersebut. Kemudian, kembangkan observasi mengenai kemungkinan efektivitas dari usaha perusahaan tersebut untuk mempromosikan perilaku etis dan tanggung jawab sosial berdasarkan pada situs web mereka. Terakhir, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.


Pada hal ini kami memilih PT. Chevron, PT. Astra Internasional Tbk, dan PT. Toshiba.
Kami telah mengunjungi ketiga situs perusahaan tersebut.

Sumber: www.astra.co.id






§  Pembahasan Pertanyaan 5-24
Secara simbolis, apakah peran potensial dari Internet dalam membantu mempromosikan perilaku etis dan tanggung jawab sosial seperti yang dibuktikan oleh situs web yang Anda kunjungi?
ü  Dengan adanya internet peran potensialnya sebagai perantara perusahaan dalam mempromosikan perilaku etis dan tanggung jawab sosial mampu mempublikasikan hal-hal yang terkait dengan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Jadi masyarakat umum yang mengunjungi situs web perusahaan akan dengan gampang mengetahui bahwa perusahaan telah melakukan hal-hal yang sesuai dengan apa yang disebut perilaku etis dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan sekitar. Dengan begitu masyarakat yang sebelumnya awam akan perusahaan, menjadi tahu terkait bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya, yang tidak hanya berorientasi pada kemakmuran perusahaannya saja.





§  Pembahasan Pertanyaan 5-25
Perusahaan manakah yang mempunyai situs web paling efektif dalam hal etika dan tanggung jawab sosial? Menurut pendapat Anda, apa yang membuatnya paling baik?
ü  Menurut pendapat kelompok kami situs web paling efektif dalam hal etika dan tanggung jawab sosial adalah PT. Astra Internasional Tbk. Mengapa kami memilihnya? Karena pemaparan program CSR perusahaan selalu terupdate, lalu program-program social yang dilakukan perusahaan dalam berbagai yayasan yang dikelola perusahaan juga dipaparkan dengan sangat efektif serta lengkap, sehingga saat masyarakat awam ingin mengetahui apa saja bentuk tanggung jawab social yang telah dilakukan perusahaan, masyarakat akan disuguhi informasi yang bisa dibilang memuaskan karena lengkapnya data yang dipaparkan tersebut.

§  Pembahasan Pertanyaan 5-26
Perusahaan manakah yang mempunyai situs web paling tidak efektif dalam hal etika dan tanggung jawab sosial? Menurut pendapat Anda, apa yang membuatnya paling buruk?
ü  Menurut kelompok kami yang mempunyai situs web paling tidak efektif dalam hal etika dan tanggungjawab sosial adalah PT. Toshiba karena dalam situs web resminya pemaparannya tidak lengkap. Sehingga menurut kelompok kami jika masyarakat awam yang melihatnya akan merasa kebingungan jika harus mencari apa saja tanggung jawab social yang pernah dilakukan perusahaan.






§  Pembahasan Pertanyaan 5-27
Bagaimana situs-situs tersebut memengaruhi pandangan Anda mengenai setiap perusahaan dari sudut pandang seorang investor potensial? Seorang karyawan potensial? Seorang pemasok potensial?
ü  Menurut pandangan dari kelompok kami dari sudut pandang investor potensial terkait situs perusahaan:
1.      PT Chevron: Para investor potensial akan dengan mudah mengetahui bisnis yang sedang dikelola perusahaan, dan mereka akan memikirkan untuk mulai berinvestasi ke perusahaan.
2.      PT. Astra Internasional Tbk: Para investor potensial juga dengan mudah mengakses apa informasi yang dibutuhkannya karena di situs web PT. Astra Internasional Tbk ini ada informasi terkait khusus untuk investor.
3.      PT. Toshiba: Para investor akan disuguhi informasi yang terkait Business Product dari perusahaan, mungkin dengan hal itu investor bisa mampu menganalisis jika ingin menanamkan modalnya di perusahaan.
Menurut pandangan dari kelompok kami dari sudut pandang karyawan potensial terkait situs perusahaan:
1.      PT Chevron: Di situs web perusahaan ada menu karir disitu para karyawan potensial bisa dengan mudah mencari informasi terkait perusahaan.
2.      PT. Astra Internasional Tbk: Para karyawan potensial juga disuguhkan oleh menu karir terkait perusahaan.
3.      PT. Toshiba: Pada situs perusahaan infomasi terkait karir seorang karyawan potensial kurang lengkap adanya.
Menurut pandangan dari kelompok kami dari sudut pandang pemasok potensial terkait situs perusahaan:
1.      PT Chevron: Pada situs web perusahaan dihadirkan dimana saja bisnis perusahaan dikembangkan jadi akan lebih memudahkan pemasok potensial terkait informasi perusahaan yang dibutuhkan.
2.      PT. Astra Internasional Tbk: Pada situs web perusahaan terdapat menu bisnis yang bisa dikatakan merangkum informasi yang dibutuhkan pemasok potensial.
3.      PT. Toshiba: Pada situs perusahaan ada menu Country activity di mana memungkinkan untuk pemasok potensial jika ingin mengetahui informasi terkait perusahaan.

§  Pembahasan Pertanyaan 5-28
Jika ditanya, nasihat apa yang dapat Anda tawarkan kepada setiap perusahaan untuk meningkatkan perhatiannya terhadap perilaku etis dan tanggung jawab sosial seperti yang tercermin dalam situsnya
ü  Saran dari kelompok kami untuk perusahaan yang kami pilih:
1.      PT Chevron: Pemaparan tanggung jawab sosial yang terdapat dalam situs web perusahaan sudah cukup baik, namun mungkin lebih ditingkatkan dengan bukti upload nyata saat perusahaan melakukan program-program yang telah dipaparkan dalam tanggung jawab sosialnya di situs web.
2.      PT. Astra Internasional Tbk:  Pemaparan yang dilakukan perusahaan sudah sangat baik, program-program tanggung jawab social untuk masyarakat pun sudah di suguhkan dengan begitu lengkap. Saran dari kami semoga perusahaan selalu meningkatkan bentuk tanggung jawab sosial terhadap kepedulian lingkungan dan masyarakat sekitar.
3.      PT. Toshiba: Pemaparan dari situs web perusahaan kami rasa perlu lebih ditingkatan. Terkait informasi yang mudah dipahami tentang apa saja program-program yang telah dilakukan perusahaan sebagai bukti tanggung jawabnya kepada sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar